BAB
I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Kecerdasan IQ (Intelligence
Quotient) yang hanya berpihak
pada sebagian kecil peserta didik. Dikatakan
berpihak pada sebagian kecil peserta didik karena kecerdasan IQ hanya
dilandaskan pada kemampuan bahasa, matematika dan logika yang hanya sebagian
kecil dari peserta didik memiliki kecenderungan dan kemampuan pada ketiga
materi itu.
Gardner mengatakan bahwa
kita cenderung hanya menghargai orang-orang yang memang ahli di dalam kemampuan
logika (matematika) dan bahasa. Kita harus memberikan perhatian yang seimbang
terhadap orang-orang yang memiliki talenta (gift) di dalam kecerdasan
yang lainnya seperti artis, arsitek, musikus, ahli alam, designer, penari,
terapis, entrepreneurs, dan lain-lain. Gagasan Howard Gardner tentang kecerdasan
jamak yang dituangkan dalam bukunya berjudul “Frames of Mind” telah
merubah cara pandang kita dalam mempelajari kecerdasan manusia. Saat ini, teori
kecerdasan jamak yang dikembangkan Gardner ini telah menjadi rujukan penting
dalam proses pendidikan.
Kecerdasan jamak mencoba
untuk mengubah pandangan bahwa kecerdasan seseorang hanya terdiri dari
kemampuan logika (matematika) dan bahasa. Kecerdasan jamak memberikan pandangan
bahwa terdapat sepuluh macam kecerdasan yang dimiliki oleh setiap orang. Yang
membedakan antara yang satu dengan yang lainnya adalah komposisi atau dominasi
dari kecerdasan tersebut.
B. Tujuan
1.
Agar mahasiswa mengetahui lebih dalam tentang
kecerdasan jamak.
2.
Agar mahasiswa sebagai calon pendidik mampu menerapkan
teori kecerdasan jamak pada peserta didik
BAB
II
PEMBAHASAN
- Pengertian Kecerdasan Jamak
Kecerdasan seringkali dimaknai sebagai
kemampuan memahami sesuatu dan kemampuan berpendapat.[1]
Dalam hal ini kecerdasan dipahami sebagai kemampuan intelektual yang menekankan
logika dalam memecahkan masalah.
Kecerdasan menurut Gardner diartikan sebagai
suatu kemampuan, dengan proses kelengkapannya, yang sanggup menangani kandungan
masalah yang spesifik di dunia. Meskipun demikian, tidak berarti bahwa orang
yang memiliki jenis kecerdasan tertentu, kecerdasan musikal misalnya, akan
menunjukkan kemampuan tersebut dalam setiap aspek hidupnya. Dikatakan lebih
lanjut bahwa setiap orang memiliki delapam jenis kecerdasan dalam tingkat yang
berbeda-beda. Kedelapan jenis kecerdasan itu memiliki komponen inti dan
ciri-ciri. Kehadiran ciri-ciri pada individu menentukan kadar profil
kecerdasannya. Dalam kehidupan nyata, kecerdasan-kecerdasan itu hadir dan muncul
bersama-sama atau berurutan dalam suatu atau lebih aktivitas. Dalam kasus
khusus, ditengarai adanya individu savant, yakni orang yang memiliki
tingkat kecerdasan yang sangat tinggi pada satu jenis kecerdasan, namun rendah
dalam kecerdasan yang lain.
Dari segi terminologi jamak
berarti banyak atau lebih dari satu. Berarti kecerdasan jamak itu kecerdasan
yang lebih dari satu. Dalam bahasa
aslinya kecerdasan jamak dikenal dengan istilah Multiple Intellegence
(MI). Ada juga yang menerjemahkannya sebagai kecerdasan majemuk. Kecerdasan
jamak merupakan berbagai kemampuan yang dimiliki setiap individu dengan
tingkatan yang berbeda-beda.
Dalam
dunia pendidikan, teori multiple intelligences mulai diterima karena
dianggap lebih melayani semua kecerdasan yang dimiliki anak. Konsep MI menjadikan
pendidik lebih arif melihat perbedaan, dan menjadikan anak merasa lebih
diterima dan dilayani. Konsep ini “menghapus” mitos anak cerdas dan tidak
cerdas, karena menurut konsep ini, semua anak hakikatnya cerdas. Hanya saja
konsep cerdas itu perlu diredefinisi dengan landasan baru
Teori kecerdasan jamak yang menyatakan
bahwa kecerdasan meliputi sembilan kemampuan intelektual. Teori tersebut
didasarkan pada pemikiran bahwa kemampuan intelektual yang diukur melalui tes
IQ sangatlah terbatas karena tes IQ hanya menekan pada kemampuan logika
(matematika) dan bahasa.
Teori kecerdasan jamak sangat
menekankan pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna karena menghargai
seluruh kecerdasan anak. Dengan demikian, anak mampu memahami dan
mengimplementasikan pelajaran dengan cara yang menyenangkan dan mudah dipahami.[2]
Selain itu, juga dilakukan agar
kecerdasan majemuk anak bisa berkembang secara maksimal, sehingga anak yang
dalam beberapa kecerdasan kurang menonjol dapat dibantu dan dibimbing untuk
mengembangkan kecerdasan - kecerdasan tersebut.
- Jenis-jenis Kecerdasan Jamak
Kecerdasan jamak adalah teori yang
dicetuskan oleh Howard Gardner untuk menunjukkan bahwa pada dasarnya setiap
individu memiliki banyak kecerdasan. Menurut Gardner, kecerdasan adalah
kemampuan untuk memecahkan dan menyelesaikan masalah dan menghasilkan produk
mode yang merupakan konsekuensi dalam suasana budaya atau masyarakat tertentu.
Adapun kecerdasan – kecerdasan tersebut
yaitu :[3]
1.
Kecerdasan
Linguistik (Verbal Linguistic Intelligence)
Kecerdasan
linguistik atau disebut juga dengan kecerdasan verbal adalah kemampuan untuk
berpikir dalam bentuk kata-kata dan menggunakan bahasa untuk mengekspresikan
dan menghargai makna yang kompleks, misalnya cerdas bahasa secara lisan seperti
pendongeng, narator atau politisi, maupun cerdas bahasa secara tertulis,
seperti sastrawan, editor, penulis drama atau wartawan. Siswa yang mempunyai
kecerdasan ini mampu menggunakan bahasa secara lisan atau tulisan yang
memberikan kesan Ia pandai berbicara, gemar bercerita, dengan tekun
mendengarkan cerita atau membaca. Kecerdasan ini menuntut kemampuan anak untuk
menyimpan berbagai informasi yang berarti berkaitan dengan proses berpikirnya.
Orang atau anak yang memiliki
kecerdasan ini cenderung menyukai dan efektif dalam hal:
a.
berkomunikasi lisan & tulis
b.
mengarang cerita
c.
diskusi & mengikuti debat suatu masalah
d.
belajar bahasa asing
e.
bermain “game” bahasa
f.
membaca dengan pemahaman tinggi
g.
mudah mengingat kutipan, ucapan ahli, pakar, ayat
h.
tidak mudah salah tulis atau salah eja
i.
pandai membuat lelucon
j.
pandai membuat puisi
k.
tepat dalam tata bahasa
l.
kaya kosa kata
m. menulis secara jelas
2.
Kecerdasan
Logika-Matematika (Logical-Mathematical Intelligence)
Kecerdasan logika-matematika
merupakan kemampuan dalam logika, abstraksi, penalaran, berfikir kritis,
menghitung, mengukur mempertimbangkan proposisi dan hipotesis, serta
menyelesaikan operasi-operasi matematika. Hal ini juga berkaitan dengan
memiliki kapasitas untuk memahami prinsip-prinsip yang mendasari beberapa jenis
sistem kausal , misalnya akuntan, programer komputer, ilmuwan, ahli statistik,
dan lain-lain. Siswa dengan kecerdasan logical-mathematical yang tinggi
memperlihatkan minat yang besar terhadap kegiatan eksplorasi. Mereka sering
bertanya tentang berbagai fenomena yang dilihatnya. Mereka menuntut penjelasan
logis dari setiap pertanyaan. Selain itu mereka juga suka mengklasifikasikan
benda dan senang berhitung
Seseorang yang memiliki kecerdasan ini
cenderung menyukai dan efektif dalam hal :
a.
menghitung, menganalisis hitungan
b.
menemukan fungsi-fungsi dan hubungan;
c.
memperkirakan
d.
memprediksi
e.
bereksperimen
f.
mencari jalan keluar yang logis
g.
menemukan adanya pola
h.
induksi dan deduksi
i.
mengorganisasikan/membuat garis besar
j.
membuat langkah-langkah
k.
bermain permainan yang perlu strategi
l.
berpikir abstrak dan menggunakan simbol abstrak
m. menggunakan algoritme
3.
Kecerdasan
Spasial Visual (Spatial-Visual Intelligence)
Kecerdasan ini berkaitan dengan penilaian spasial-visual dan
kemampuan untuk memvisualisasikan dengan pikiran secara akurat. (misalnya sebagai
pramuka, pemandu, pemburu) dan mentransformasikan persepsi dunia spasial-visual
tersebut (misalnya dekorator, desainer interior, arsitek, seniman). Kecerdasan
ini memungkinkan seseorang untuk merasakan bayangan eksternal dan internal,
melukiskan kembali, merubah, atau memodifikasi bayangan, mengemudikan diri
sendiri dan objek melalui ruangan, dan menghasilkan atau menguraikan informasi
grafik. Siswa dengan kecerdasan spasial visual yang tinggi cenderung berpikir
secara visual. Mereka kaya dengan khayalan internal (internal imagery),
sehingga cenderung imaginatif dan kreatif.
Seseorang yang memiliki kecerdasan ini cenderung
menyukai dan efektif dalam hal :
a.
arsitektur, bangunan
b.
dekorasi
c.
apresiasi seni, desain, denah
d.
membuat dan membaca chart, peta
e.
koordinasi warna
f.
membuat bentuk, patung dan desain tiga dimensi lainnya
g.
menciptakan dan interpretasi grafik
h.
desain interior
i.
dapat membayangkan secara detil benda-benda
j.
pandai navigasi, arah
k.
melukis, membuat sketsa
l.
bermain game ruang
m.
berpikir dalam image atau bentuk
n.
memindahkan bentuk dalam angan-angan
4.
Kecerdasan
Kinestetik Tubuh (Bodily-Kinesthetic Intelligence)
Adalah keahlian menggunakan seluruh tubuh untuk
mengekspresikan ide dan perasaan, dan keterampilan menggunakan tangan untuk
menciptakan atau mengubah sesuatu. Karir yang sesuai dengan mereka dengan
kecerdasan ini meliputi pengrajin, pemahat, penjahit, mekanik, atlit, penari,
musisi, aktor, polisi, dan tentara dan lain-lain. Siswa dengan kecerdasan ini
yang di atas rata-rata, senang bergerak dan menyentuh. Mereka memiliki kontrol
pada gerakan, keseimbangan, ketangkasan, dan keanggunan dalam bergerak. Mereka
mengeksplorasi dunia dengan otot-ototnya.
Seseorang yang cerdas dalam jenis ini
cenderung menyukai dan efektif dalam hal :
a.
mengekspresikan dalam mimik atau gaya
b.
atletik
c.
menari dan menata tari
d.
kuat dan terampil dalam motorik halus
e.
koordinasi tangan dan mata
f.
motorik kasar dan daya tahan
g.
mudah belajar dengan melakukan
h.
mudah memanipulasikan benda-benda (dengan tangannya)
i.
membuat gerak-gerik yang anggun
j. pandai menggunakan bahasa tubuh
5.
Kecerdasan
Musikal (Musical Intelligence)
Kecerdesan musikal atau musical intelligence atau
menurut Gardner disebut musical–rhythmic and harmonic adalah kemampuan
menangani bentuk-bentuk musikal dengan cara mempersepsi, membedakan, menggubah
dan mengekspresikan, misalnya penyanyi, komposer, penikmat musik, dan
lain-lain. Siswa dengan kecerdasan musikal yang menonjol mudah
mengenali dan mengingat nada-nada. Ia juga dapat mentransformasikan kata-kata
menjadi lagu, dan menciptakan berbagai permainan musik. Mereka pintar
melantunkan beat lagu dengan baik dan benar. Mereka pandai menggunakan
kosa kata musikal dan peka terhadap ritme, ketukan, melodi atau warna suara
dalam sebuah komposisi musik.
Seseorang yang cerdas dalam jenis ini
cenderung menyukai dan efektif dalam hal:
a.
menyusun/mengarang melodi dan lirik
b.
bernyanyi kecil, menyanyi dan bersiul
c.
mudah mengenal ritme
d.
belajar dan mengingat dengan irama, lirik
e.
menyukai mendengarkan dan mengapresiasi musik
f.
memainkan instrumen musik
g.
mengenali bunyi instrumen
h.
mampu membaca musik (not balok, dll)
i.
mengetukkan tangan, kaki
j.
memahami struktur musik
6.
Kecerdasan
Interpersonal (Interpersonal Intelligence)
Kecerdasan
interpersonal merupakan kemampuan untuk memahami dan berinteraksi dengan orang
lain secara efektif. Karir yang sesuai dengan kecerdasan ini mencakup politisi,
manajer, guru, konselor dan pekerja sosial. Orang yang memiliki kecerdasan ini
akan mampu mempersepsi dan membedakan suasana hati, maksud, dan motivasi serta
perasaan orang lain. Siswa dengan kecerdasan interpersonal yang menonjol
memiliki interaksi yang baik dengan orang lain, pintar menjalin hubungan sosial,
serta mampu mengetahui dan menggunakan beragam cara saat berinteraksi. Mereka
juga mampu merasakan perasaan, pikiran, tingkah laku dan harapan orang lain,
serta mampu bekerja sama dengan orang lain . Pemikiran Gardner tentang
kecerdasan jamak mengenai kecerdasan interpersonal di atas ditempatkan oleh
Salovey dalam definisi dasar tentang kecerdasan emosional
Seseorang
yang cerdas dalam jenis ini cenderung menyukai dan efektif dalam hal :
a.
mengasuh dan mendidik orang lain
b.
berkomunikasi
c.
berinteraksi
d.
beremphati dan bersimpati
e.
memimpin dan mengorganisasikan kelompok
f.
berteman
g.
menyelesaikan dan menjadi mediator konflik
h.
menghormati pendapat dan hak orang lain
i.
melihat sesuatu dari berbagai sudut pandang
j.
sensitif atau peka pada minat dan motif orang lain
k. kerjasama dalam tim
7.
Kecerdasan Intrapersonal (Intrapersonal
Intelligence)
Kecerdasan
intrapersonal merupakan kemampuan untuk membuat persepsi yang akurat tentang
diri sendiri dan menggunakan pengetahuan semacam itu dalam bertindak berdasarkan
pemahaman tersebut, merencanakan dan mengarahkan kehidupan seseorang. Siswa
dengan kecerdasan intra personal yang menonjol memiliki kepekaan perasaan dalam
situasi yang tengah berlangsung, memahami diri sendiri, dan mampu mengendalikan
diri dalam situasi konflik. Ia juga mengetahui apa yang dapat dilakukan dan apa
yang tidak dapat dilakukan dalam lingkungan sosial. Mereka mengetahui kepada
siapa harus meminta bantuan saat memerlukan.
Seseorang yang cerdas dalam jenis ini
cenderung menyukai dan efektif dalam hal :
a.
berfantasi, “bermimpi”
b.
menjelaskan tata nilai dan kepercayaan
c.
mengontrol perasaan
d.
mengembangkan keyakinan dan opini yang berbeda
e.
menyukai waktu untuk menyendiri, berpikir, dan merenung
f.
introspeksi
g.
mengetahui dan mengelola minat dan perasaan
h.
mengetahui kekuatan dan kelemahan diri
i.
memotivai diri
j.
mematok tujuan diri yang realistis
k. memahami konflik dan motivasi diri
8.
Kecerdasan Naturalis (Naturalist
Intelligence)
Kecerdasan
naturalis ialah kemampuan untuk mengenali, membedakan, menggolongkan, dan
membuat kategori terhadap apa yang dijumpai di alam maupun di lingkungan.
Kecerdasan ini adalah kombinasi sifat-sifat manusia yang mencakup kecakapan
dalam mengenal, mengklasifikasi flora fauna dan benda-benda alam lainnya serta
memiliki kepekaan terhadap kondisi lingkungan.
Seseorang yang cerdas dalam jenis ini
cenderung menyukai dan efektif dalam hal :
a.
menganalisis persamaan dan perbedaan
b.
menyukai tumbuhan dan hewan
c.
mengklasifikasi flora dan fauna
d.
mengoleksi flora dan fauna
e.
menemukan pola dalam alam
f.
mengidentifikasi pola dalam alam
g.
melihat sesuatu dalam alam secara detil
h.
meramal cuaca
i.
menjaga lingkungan
j.
mengenali berbagai spesies
k.
memahami ketergantungan lingkungan
l. melatih dan menjinakkan hewan
Menurut Gardner, setiap orang memiliki semua tipe
kecerdasan tersebut, tetapi dalam tingkatan yang bervariasi. Akibatnya, kita
cenderung mempelajari dan memproses informasi dengan cara yang berbeda-beda.
Orang mampu belajar dengan baik ketika mereka dapat mengaplikasikan keunggulan
kecerdasan mereka dalam tugas ini.
Penerapan teori Gardner tentang kecerdasan ganda dalam
pendidikan anak adalah memungkinkan mereka menemukan dan mengeksplorasi
bidang-bidang dimana mereka memiliki keingintahuan dan bakat alami. Menurut
Garner, seandainya para guru memberi anak-anak kesempatan untuk menggunakan
tubuh, imajinasi, dan indra mereka, hampir setiap siswa akan menemukan bahwa
dirinya sangatlah ahli dalam suatu hal tertentu.
Bahkan seorang siswa yang tidak memahami satu bidang
ilmupun akan menemukan bahwa dirinya memiliki kekuatan-kekuatan yang setara
dengan orang lain. Seperti di Key School di Indianapolis, setiap siswa
dipaparkan pada materi-materi yang didesain untuk menstimulasi keahlian bahasa,
matematika dan permainan fisik. Terlebih lagi, mereka didorong untuk memahami
diri sendiri dan orang lain.[4]
McKenzie menggunakan roda domain kecerdasan jamak
untuk memvisualisasikan hubungan tidak tetap antara berbagau kecerdasan.
Pertama, kecerdasan dikelompokkan kedalam 3 wilayah, atau domain, yakni
interaktif, analitik, dan introspektif. Ketiga domain ini dimaksudkan untuk
menyelaraskan kecerdasan dengan siswa yang ada.
- Domain Interaktif, yang terdiri atas kecerdasan verbal, interpersonal, dan kinestetik. Seseorang biasanya menggunakan kecerdasan ini untuk mengekspresikan diri dan mengeksplorasi lingkungan mereka.
- Domain Analitik, terdiri atas kecerdasan musik, logis, dan naturalistik, yang digunakan oleh seseorang dalam menganalisis data dan pengetahuan. Kecerdasan ini banyak digunakan untuk menganalisis dan menggabungkan data ke dalam skema yang sudah ada.
- Domain Introspektif, terdiri atas kecerdasan intrapersonal dan visual. Kecerdasan ini memerlukan keteribatan seseorang untuk melihat sesuatu lebuh dalam dari sekedar memandang melainkan harus mamou membuat hubungan emosional antara yang mereka pelajari dengan pengalaman masa lalu.
C.
Penerapan
Kecerdasan Jamak dalam Pembelajaran
Penerapan
kecerdasan jamak dalam kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dalam tiga bentuk
utama yakni : [5]
·
Orientasi Kurikulum
Dasar
pemikiran untuk menggunakan konsep kecerdasan jamak dalam kurikulum adalah
sebagai berikut :
1.
Kecerdasan jamak
berkenaan dengan kemampuan peserta didik dalam melakukan sesuatu dalam berbagai
konteks.
2.
Kecerdasan jamak
menjelaskan pengalaman belajar yang dilalui peserta didik untuk menjadi
standart kompentesi.
3.
Kecerdasan jamak
merupakan hasil belajar (learning outcomes) yang menjelasakan hal-hal
yang dilakukan peserta didik setelah melalui proses pembelajaran.
4.
Kehandalan
kemampuan peserta didik melakukan sesuatu harus didefenisikan secara jelas dan
luas dalam suatu standar yang dapat dicapai melalui kinerja yang dapat diukur.
5.
Penyusun standart
kompetensi, kompetensi dan hasil belajar hendaknya didasarkan pada kecerdasan
jamak yang ditetapkan secara proposional, tidak melulu hanya aspek kognitif
atau spiritual belaka tetapi seimbang dan tepat sasaran.
·
Pengembangan
Metodologi Pembelajaran
1.
Metode
bercerita, adalah salah satu bentuk untuk
mengembangkan inteligence linguistic, dimana siswa diajak menyenangi dan
mencintai bahasa, dimana siswa dapat menikmati suara dari kata-kata, menghargai
dan memeakai kekuatan dengan penuh tanggungjawab.
2.
Problem
solving, siswa dihadapkan pada masalah konkret. Misalnya adanya
perkelahian antar pelajar, sering terlambat sekolah, prestasi kelas merosot,
komunikasi dengan guru kurang lancar. Siswa diajak untuk memikirkan bersama,
mendiskusikan bersama, dan memecahkan masalah secara bersama-sama,. Metode ini
dapat mengasah kecerdasan interpersonal.
3.
Reflective
thingking/critical thinking, siswa secara pribadi atau
berkelompok dihadapkan pada suatu artikel, peristiwa, kasus, gambar, foto, dan
lainnya. Siswa diajak untuk membuat catatan refleksi atau tanggapan bahan-bahan
tersebut. Bahan-bahan bisa dipilih sendiri oleh siswa. Cara ini dapat
mengembangkan kecerdasan kinestetik dan juga interpersonal inteligence.
4.
Group
dynamic, siswa dibimbing untuk kerja kelompok secra kontinyu
dalam mengerjakan suatu proyek tertentu. Metode ini dapat diterapkan untuk
mengembangkan kecerdasan logical, mathematical, dan kecerdasan interpersonal.
5.
Comunity
building, siswa satu kelas diajak untuk membangun komunitas
atau masyarakat mini dengan aturan, tugas, hak, dan kewajiban yang mereka atu
sendiri secara demokratis. Cara ini dapat dikembangkan untuk membangun
kecerdasan intrapersonal.
6.
Responsibility
building, siswa diberi tugas yang konkret dan diminta membuat
laporan pertanggungjawaban secara jujur. Cara ini juga dapat dikembangkan untuk
membangun kecerdasan intrapersonal.
7.
Picnic
, siswa
merancang kegiatan santai diluar sekolah, tidak harus ketempat jauh dan biaya
mahal untuk menggali nilai-nilai sosial, spiritual, keindahan, dan sebagainya.
Ini adalah cara yang tepat untuk mengembangkan kecerdasan spatial, dan
kecerdasan musical.
8.
Camping
study, siswa diajak melakukan kegiatan camping dalam rangka
belajar. Kegiatan ini juga tidak harus jauh, bisa dihalaman sekolah. Seperti
hal diatas, ini dapat diterapkan guru untuk membangun kecerdasan spatial, juga
intrapersonal.
9.
Kerja individu dan kelompok,
proses pembelajaran pada intinya adalah pemberian layanan kepada setiap
individu siswa agar mereka berkembang segera maksimal sesuai dengan potensi
yang mereka miliki. Pelayanan secara individual bukan berarti mengajari anak
satu persatu secraa bergantian, melainkan dengan memberikan peluang
sebesar-besarnya kepada setiap individu untuk memperoleh pengalaman belajra
sebanyak-banyaknya. Hal ini dapat dilakukan dengan mengaktifkan siswa baik
secara individu maupun berkelompok. Cara yang paling biasa untuk mendorong
kerja-regu adalah meminta siswa untuk bekerja dalam suatu regu untuk mencari
jawaban pada pertanyaan, untuk memecahkan suatu masalah. Namun guru harus
berhati-hati agar harapan, toleransi, semangat regu dan pengertian tentang
hakikat pekerjaan hendaklah realistis mengingat keterampilan dan pengalaman
siswa-siswa. Cara berikut dapat dikembangkan untuk membangun kecerdasan interpersonal
dan body kinesthetic.
10. Membedakan
antara aktif fisik dan aktif mental, banyak guru yang sudah merasa puas bila
menyaksikan para siswa kelihatan sibuk bekerja dan bergerak. Guru hendaknya
menghilangkan penyebab rasa takut siswa, baik yang datang dari guru itu sendiri
maupun dari temannya. Cara seperti ini dapat mengembangkan berbagai kecerdasan
seperti kecerdasan linguistic, kecerdasan bodily kinethetic,dan
bahkan kecerdasan interpersonal.
11. Pertanyaan
efektif, jika siswa diminta untuk mengerti dan bukan sekedar mengingat
informasi yang ditemukannya didalam buku pelajaran, bahan rujukan, surat kabar
dan sebagainya, maka mereka haruslah aktif mengumpulkan informasi. Pengajuan
suatu pertanyaan menggunakan kata-kata dan ungkapan yang tidak mudah ditemukan
di dalam teks atau naskah. Sehingga mendorong siswa berpikir dan berpendapat
tidak hanya untuk menyalin jawaban, keterampilan ini digunakan untuk mengasah
kecerdasan linguistic.
12. Membandingkan
dan mensintasiskan informasi, pemahaman informasi yang dikumpulkan dari suber
daya dapat ditingkatkan jika siswa-siswa bekerja dalam kelompok dan setiap
anggota kelompok diberi sumber data yang berbeda umtuk digunakan dalam mencari
jawaban atas pertanyaan yang sama. Dengan demikian, siswa harus membandingkan
dan mendiskusikan jawaban yang sudah mereka tuliskan sehingga hasilnya mereka
akan mampu memberi satu jawaban yang memuaskan. Cara ini digunakan untuk
melatih anak dalam kecerdasan linguistic dan logical mathematical.
13. Mengamati
(mengawasi) aktif, sering siswa-siswa tidak berpikir dan belajar aktif pada
waktu menonton vidio. Beberapa orang guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan
kepada siswa-siswa untuk dijawab pada waktu mereka menonton video. Biasanya
pertanyaan-pertanyaan itu disajikan dengan susunan dimana jawaban-jawaban akan
muncul didalam video dan ungkapan-ungkapan kunci didalam pertanyaan-pertanyaan
juga terjadi didalam video, sehingga menunjuk pada jawaban. Cara ini digunakan
untuk melatih kecerdasan linguistic dan kecerdasan musical.
14. Peta
akibat, metode ini dapat digunakan sebelum atau sesudah siswa-siswa mempelajari
sesuatu topik. Hal itu dapat digunakan untuk menemukan seberapa tuntas
siswa-siswa dalam memikirkan susatu isu atau peristiwa, atau dapat digunakan untuk
menemukan apakah mereka sudah mampu menerapkan informasi yang sudah dipelajari
dalam menganalisis situasi baru. Siswa-siswa diminta untuk mempertimbangkan
semua hasil yang mungkin dari suatu tindakan atau perubahan dan kemudian
hasil-hasil dan akibat sesudah itu. Mereka juga didorong untuk berpikir tenang.
Cara ini digunakan untuk melatih mengembangkan kecerdasan linguistic.
15. Keuntungan
dan kerugian, suatu tugas analisis yang kurang rumit dapat melibatkan siswa-siswa
untuk memeriksa informasi yang mereka temukan tentang keputusan. Sikap, atau
tindakan yang kontroversial (menjadi sengketa). Siswa-siswa bekerja sebagai
satu kelas keseluruhan atau dalam kelompok-kelompok untuk menggolongkan
informasi yang mereka kumpulkan apakah untung atau rugi bagi mereka sendiri,
keluarganya, desa atau masyarakat umumnya. Sesudah itu, siswa –siswa dapat
diminta untuk memutuskan. Ini adalah cara guru untuk mengembangkan kecerdasan logical
mathematical.
16. Permainan
peranan konverensi meja bundar, strategi- strategi ini meliputi permainan
peranan atau advokasi untuk kepentingan kelompok komunitas tertentu. Hal ini
dimaksudkan untuk membantu siswa-siswa mengenali bahwa biasanya terdapat suatu
rentang sudut pandang mengenai sesuatu isu dan suatu rentang menafsirkan
informasi tentang isu itu. Pada akhir konverensi meja bundar, siswa-siswa
hendaklah didorong untuk memperhatikan semua sudut pandang dan tiba pada suatu
keputusan pribadi tentang isu itu. Metode ini dapat dikembangkan untuk merangsang
anak agar terlahir kecerdasan interpersonalnya dengan baik.
·
Pengembangan
Evaluasi Hasil Pembelajaran.
1. Evaluasi
dikembangkan dengan prinsip untuk memberikan informasi kemajuan belajar siswa
dalam berbagai bidang intelligensi (kecerdasan jamak). Hal ini sudah harus
tergambar sejak dalam perencanaan pembelajaran pengembangan kegiatan
pembelajaran.
2. Bentuk
evaluasi harus dikembangkan dengan berbagai macam yang dapat mengakomodir
kecerdasan yang sangat kompleks, baik itu kecerdasaan dalam linguistic, logical
mathematical, interpersonal dan lain sebagainya. Bentuk tes soal ujian harus
diiringi dengan tugas, jadi nilai praktek dan nilai sehari hari sangat besar
perannya dalam penentuan keberhasilan belajar.
3. Proses
penilaian benar-benar berbasis kelas dan berangkat dari potensi apa yang
dimiliki anak, kemudian kecerdasan apa yang tepat untuk dikembangkan pada
dirinya. Artinya kompetensi yang ditetapkan oleh guru dalam tujuan pembelajaran
juga harus diiringi dengan pertimbangan lain dimana masing-masing anak memiliki
keunikan yang khas, sehingga pengukuran kecerdasannya pun membutuhkan ciri
khas.
D.
Identifikasi
Kecerdasan Jamak.
Sekarang
ini banyak cara yang dikembangkan untuk mengidentifikasi kecerdasan jamak, baik
yang disusun berdasarkan sistem komputerisasu maupun yang masih menggunakan
cara tradisional dengan melakukan pengamatan terhadap kebiasaan orang. Connell
(2006) dan Armstrong (2009) memisahkan antara cara mengidentifikasi kecerdasan
jamak anak-anak dan orang dewasa.[6]
SURVEI KECERDASAN JAMAK ANAK-ANAK[7]
Berilah tanda centang ( √
) pada masing-masing jenis kecerdasan dibawah ini berdasarkan kebiasaan dan
kesukaan anak yang diamati!
Kecerdasan
|
Karakteristik
Umum
|
Linguistik
|
-
Menulis lebih baik dari anak-anak
seusianya
-
Suka berbicara dan menyampaikan
cerita yang lucu
-
Mempunyai memori yang baik untuk
nama, tempat, tanggal, atau hal-hal sepele
-
Senang bermain kata
-
Senang membaca buku
-
Mampu mengucap kata secara akurat
untuk anak seusianya
-
Menghargai sajak-sajak walaupun
berupa kata-kata yang tidak masuk akal
-
Suka mendengar kata-kata lisan
(cerita, komentar dalam radio, dan buku-buku audio)
-
Memiliki kosakata yang bail untuk
anak seusianya
-
Mampu berkomunikasi dengan orang
lain melalui cara yang verbal
|
Logika Matematika
|
-
Mengajukan banyak pertanyaan
tentang bagaimana sesuatu itu berjalan
-
Senang bekerja dan bermain dengan
angka-angka
-
Suka mata pelajaran matematika
-
Selalu mencari permainan-permainan
matematika dan komputer yang menarik
-
Senang bermain catur,
keker-kekeran, atau permainan strategi lainnya
-
Senang bermain teka-teki yang
logik
-
Senang melakukan sesuatu dalam
kategori, hierarki, atau dalam pola-pola logik
-
Suka melakukan percobaan dalam
mata pelajaran sains
-
Menunjukkan ketertarikan pada mata
pelajaran yang berhubungan dengan sains
-
Mampu menyelesaikan dengan baik
jenis tes berpikir logika
|
Visual/Spasial
|
-
Senang menggambar hal-hal yang ada
di sekitar
-
Labih mampu membaca peta, diagram,
grafik daripada membaca teks
-
Sering merenung dan berpikir
-
Senang berbagai aktivitas
senihasil gambarnya lebih baik dari anak seusianya
-
Sangat menyukai nonton film,
slide, atau presentasi visual
-
Senang bermain teka-teki bergambar
-
Mampu mengonstruksi tiga dimensi
-
Mampu menangkap isi bacaan lebih
mudah dari gambar dibanding kata-kata
-
Menggambar di atas lembar kerja,
atau semacamnya sambil melamun
|
Bodily Kinestetik
|
-
Unggul dalam satu atau lebih jenis
olahraga
-
Senang bergerak dan memukul-mukul
sesuatu kekita duduk lama di suatu tempat
-
Suka meniru-niru sikap dan
perilaku orang lain
-
Suka membongkar sesuatu dan
memasangnya kembali
-
Sang memegang apa yang dilihat
-
Senang berlari, melompat-lompat,
bergulat, atau kegiatan yang sejenis
-
Menunjukkan keterampilan tentang
kerajinan tangan
-
Mengungkapkan sesuatu dengan cara
dramatis
-
Senang mengungkapkan perasaan
fisik ketika bekerja
-
Bermain dengan tanah liat atau
pekerjaan taktis seperti menggambar dengan jari
|
Musikal
|
-
Mengetahui ketika bunyi tak sesuai
tangga nada
-
Mudah mengingat melodi lagu
-
Memiliki suara yang merdu
-
Pandai memainkan alat musik
-
Menggunakan irama dalam berbicara
dan bergerak
-
Senang bersenandung sendiri tanpa
disadari
-
Memukul-mukul meja atau bangku
sembari berirama walau sedang bekerja
-
Sensitif pada suara-suara alam
seperti bunyi hujan
-
Langsung merespon ketika
mendengarkan musik
-
Sering mengulang-ngulang lagu yang
dipelajari dikelas maupun diluar kelas
|
Intrapersonal
|
-
Menunjukkan kemandirian dengan
keinginan yang kuat
-
Memiliki perasaan realistik
terhadap kemampuan dan kelemahan dirinya
-
Mengerjakan sesuatu dengan baik
ketika ditinggalkan sendiri
-
Berpendirian pada gaya atau cara
belajarnya sendiri
-
Memiliki hobi dan minat pada
sesuatu yang tidak banyak diceritakan
-
Panda mengatur diri sendiri
-
Lebih suka bekerja sendiri
daripada bekerja sama orang
-
Mampu mengungkap perasaan dirinya
dengan akurat
-
Mampu mengambil pelajaran dari
keberhasilan dan kegagalan dalam hidup
-
Keyakinan diri dan kemandirian
berpikir lebih baik dari anak-anak lain
|
Interpersonal
|
-
Senang bersosialisasi dengan teman
sejawat
-
Kelihatan menjadi pemimpin secara
alamiah
-
Sering memberi nasihat kepada
persoalan teman-temannya
-
Tampak pintar dijala(walaupun secara
tiba-tiba melihat persoalan).
-
Memiliki klub-klub, anggota,
organisasi atau kelompok kawanan tidak formal
-
Sang mengajar anak lain secara
tidak formal
-
Senang bermain game dengan anak
lain
-
Mempunyai dua atau lebih teman
akarab
-
Memiliki empati dan kepedulian
kepada orang lain
-
Selalu diikuti oleh anak-anak lain
|
Naturalis
|
-
Berbicara banyak tentang binatang,
tumbuh-tumbuhan atau keadaan alam
-
Senang berdarmawisata kealam,
kebun binatang, atau ke museum
-
Memiliki kepekaan pada alam
-
Senang menyiram bunga atau memelihara
binatang
-
Senang ketika belajar tentang
ekologi, alam, binatang, dan tumbuh-tumbuhan
-
Berbucara banyak tentang hak-hak
binatang dan cara keja planet bumi
-
Senang melakukan proyek pelajaran
yang berbasis alam
-
Mengerjakan denagn baik
topik-topik yang melibatkan sistem kehidupan binatang, cara kerja alam, dan
bahkan manusia.
|
SURVEI KECERDASAN JAMAK UNTUK ORANG DEWASA[8]
Tulislah
angka 1 pada bagian kanan dari masing-masing pernyatan berikut jika Anda setuju
atau sesuai dengan pengalaman Anda. Tulislah angka 0 jika tidak setuju atau
tidak sesuai dengan pengalaman Anda
No
|
Saya
suka....
|
|
No
|
Saya
suka....
|
|
1.
|
Mendengar
lagu di radio, CD, atau Hp
|
|
29.
|
Belajar
musik, lagu atau memainkan instrumen
|
|
2.
|
Belajar
seni rupa, seni lukis
|
|
30.
|
Selalu
berada di rumah
|
|
3.
|
Membaca
buku, komik, majalah
|
|
31.
|
Menulis
surat, email, FB atau Twitter
|
|
4.
|
Bermain
dan memelihara binatang
|
|
32.
|
Membuat
pola, model, atau rumus
|
|
5.
|
Pelajaran
IPA
|
|
33.
|
Mengamati
gaya atau model pakaian, mobil, model rambut dll
|
|
6.
|
Merasakan
jawaban yang benar dari sesuatu
|
|
34.
|
Mendaki
gunung atau jalan-jalan
|
|
7.
|
Menari,
senam atau sejenisnya
|
|
35.
|
Bersenandung
dan bersiul-siul
|
|
8.
|
Sering
bersama kawan-kawan
|
|
36.
|
Menghitung
angka-angka
|
|
9.
|
Menonton
musik video
|
|
37.
|
Bermain
video games
|
|
10.
|
Bereksperimen
mengunjungi museum IPA
|
|
38.
|
Berbicara
via telepon atau sms
|
|
11.
|
Sepak
bola, basket, badminton,dll
|
|
39.
|
Berakting
drama komedi
|
|
12.
|
Menggambar,
mengukir kaligrafi, mengecat, atau desain grafik
|
|
40.
|
Menulis,
mencoret-coret, mengarang
|
|
13.
|
Melakukan
sesuatu sendiri
|
|
41.
|
Bermain
catur dan game di komputer
|
|
14.
|
Menolong
oarang yang butuh
|
|
42.
|
Perhatikan
sesuatu dilingkungan, pohon, bunga, burung, dll
|
|
15.
|
Mengingat
lagu, rap, dan melodi
|
|
43.
|
Menceritakan
perasaan ke orang lain.
|
|
16.
|
Menulis
pikiran & perasaan sendiri dalam buku diari
|
|
44.
|
Pergi
ke konser musik dan mendengar secara live.
|
|
17.
|
Menghafal
kosakata baru
|
|
45.
|
Mengamati
perubahan alam; hujan, dll
|
|
18.
|
Merenung,
mengkaji dan memahami perasaan orang lain
|
|
46.
|
Bermain
kata dan teka-teki
|
|
19.
|
Bekerja
sendiri daripada dengan orang lain
|
|
47.
|
Bermain
game komputer sendirian
|
|
20
|
Pergi
kekebun binatang, taman, dan aquarium
|
|
48.
|
Mengatur
berbagai kegiatan harian rumah dan sekolah
|
|
21.
|
Memotret,
menciptakan gambar
|
|
49.
|
Memotret,
menciptakan gambar
|
|
22.
|
Mengatur
berbagai kegiatan harian rumah dan sekolah
|
|
50.
|
Merenung,
mengkaji, & memahami perasaan sendiri
|
|
23.
|
Menata
ruang atau taman
|
|
51.
|
Mondar-mandir
ketika memikirkan sesuatu
|
|
24.
|
Menonton
film tentang orang dan kehidupannya
|
|
52.
|
Memelihara
lingkungan dan mendaur ulang
|
|
25.
|
Menaksir
sesuatu dengan benar
|
|
53.
|
Menonton
program sains pada saluran tertentu di TV
|
|
26.
|
Menghabiskan
waktu untuk menulis & memikirkan tentang diri
|
|
54.
|
Seni
bela diri, karate, bersepeda, dll
|
|
27.
|
Menyelesaikan
persoalan yang masih misteri bagi semua orang
|
|
55.
|
Menulis
kegiatan atau catatan harian
|
|
28.
|
Menjahit,
pertukangan, atau model
|
|
56.
|
Menghabiskan
waktu bersama orang lain dari pada sendirian
|
|
Kecerdasan
|
Skor
|
Verbal Linguistik
|
|
Logika Matematika
|
|
Spatial Visual
|
|
Musikal
|
|
Kinestetik
|
|
Interpersonal
|
|
Intrapersonal
|
|
Naturalis
|
|
Persentase Menurut Butir
Pernyataan
|
Proporsi dalam 100%
|
|
Interaktif
|
|
|
Analitik
|
|
|
Introspektif
|
|
|
Domain yang dominan :
|
Keterangan :
Intrapersonal
: 13, 16, 18, 19, 26, 47, 50 Musikal : 1, 9, 15, 21, 29, 35,
44
Verbal
Linguistik : 3, 17, 31, 38, 40,
46, 55 Kinetetik : 6, 7, 11, 28, 39, 51, 54
Logika
Matematika : 5, 10, 25, 27, 36, 41,
53 Interpersonal : 8, 14, 22, 24, 43, 48, 56
Spatial
Visual : 2, 12, 23, 32, 33,
37, 49 Naturalis : 4, 20, 30, 34, 42, 45, 52
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Jadi, dalam bahasa aslinya
kecerdasan jamak dikenal dengan istilah Multiple Intellegence (MI). Ada
juga yang menerjemahkannya sebagai kecerdasan majemuk. Kecerdasan jamak
merupakan berbagai kemampuan yang dimiliki setiap individu dengan tingkatan
yang berbeda-beda. Adapun tokoh yang mencetuskan teori kecerdasan jamak yang
cukup terkenal adalah gagasan Dr. Howard Gardner yang cemerlang dan diberi
judul The Mind’s New Science: A History Of The Cognitive Revolution.
Dalam teori yang diajukan oleh
Howard Gardner terdapat macam-macam kecerdasan jamak, diantaranya: 1)
Kecerdasan linguistik (Verbal Linguistic Intelligence), 2) Kecerdasan
logika-matematis (Logical mathematical Intelligence), 3) Kecerdasan
visual-spasial (Visual spatial Intelligence), 4) Kecerdasan kinestik
tubuh (Bodily-kinesthetic Intelligence), 5)
Kecerdasan musikal (Musical), 6) Kecerdasan interpersonal (Interpersonal
Intelligence), 7) Kecerdasan intrapersonal (Intrapersonal
Intelligence), 8) Kecerdasan naturalis (Naturalist intelligence).
B.
Saran
Setelah
kita mengetahui tentang keceradasan jamak, maka penulis memberikan saran kepada
orangtua untuk memperhatikan kecerdasan jamak yang dimiliki anaknya. Adapun
saran kepada guru untuk menciptakan suasana belajar yang mengembangkan
semua kecerdasan kepada anak didiknya.
Sekianlah makalah ini kami sampaikan, semoga pembaca
dapat memberikan kritikan yang membangun guna untuk memperbaiki kecacatan dalam
pembuatan makalah ini dan harapan kami agar para pembaca dapat mengambil
pelajaran dari makalah tentang kecerdasan jamak ini.
DAFTAR PUSTAKA
Kurniawan, Asep. 2014. Pembelajaran dengan
Kecerdasan Jamak, Jurnal Psikologi Pendidikan, Volume 1 No.2
Mardianto. 2017. Psikologi Pendidikan: Landasan
Bagi Pengembangan Strategi Pembelajaran. Mendan. Perdana Publishing
Santrock, John
W. 2007. Perkembangan Anak. Jakarta. Erlangga.
Syuffah, Ariani. 2007. Multiple Intelligence for
Teaching. Bandung. Syaamil Cipta
Yaumi, Muhammad. 2013. Kecerdasan Jamak
Mengidentifikasi dan Mengembangkan Multitalenta Anak. Jakarta. Kharisma
Putra Utama
[1] Mustaqim, Psikologi Pendidikan, (Semarang: Fakultas
Tarbiyah lAIN Walisongo 2004), hal. 104.
[2] Ariyani Syurfah, Multiple lntelligencesfor Iskmic
Teaching: Panduan Melejiikdn Kecerdasan Majemuk
Anak Meta/ui Pengajaran Islam, (Bandung: Syaamil Cipta Media, 2007), Hal.v
[3] Asep Kurniawan, Pembelajaran
dengan Kecerdasan Jamak di Sekolah, Jurnal Psikologi Pendidikan (Volume 1.
No.2, April 2014) Hal. 6-9
[4] John W. Santrock, Perkembangan
Anak, (Jakarta: Erlangga, 2007), Hal.323
[5] Mardianto, Psikologi
Pendidikan: Landasan Bagi Pengembangan Strategi Pembelajaran, (Medan:
Perdana Publishing, 2017), Hal. 128-136
[6] Muhammad Yaumi,
Nurdin Ibrahim, Kecerdasan Jamak: Mengidentifikasi dan Mengembangkan
Multitalenta Anak, (Jakarta: Kharisma Putra Utama, 2013). Hal.24
[7] Ibid. Hal. 25-28
[8] Ibid. Hal. 29-31
Tidak ada komentar:
Posting Komentar