BAB
I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Dalam
proses belajar mengajar di sekolah yang dilakukan oleh guru mata pelajaran
tertentu mengalami
berbagai macam kendala yang dihadapi. Masalah tersebut melanda peserta didik maupun pendidik yang pada akhirnya menyebabkan proses belajar mengajar tidak kondusif. Selain tidak kondusifnya suasana saat proses pembelajaran berakibat pula pada kesulitan para peserta didik menangkap/menerima materi yang di berikan oleh guru bidang studi. Ketika peserta didik tidak mampu menerima materi yang di sampaikan oleh pendidik, maka pada saat evaluasi peserta didik akan merasa kesulitan mengerjakan soal. Oleh karena itu tujuan yang ingin di capai dari kegiatan belajar mengajar mata kuliah yang terkait pun tidak dapat tercapai. Dan semua usaha yang dilakukan oleh pendidik maupun peserta didik pun tidak dapat maksimal hasilnya bahkan bisa saja gagal. Selain tidak berkompeten dalam materi bidang studi IPA tersebut, guru IPA yang berasal dari disiplin ilmu yang lain pastilah kurang memahami metode belajar ilmu IPA yang tepat. Karena dalam metode mempelajari ilmu IPA itu berbeda dengan metode mempelajari disiplin ilmu yang lain. Kita misalkan mahasiswa matematika dalam memahami disiplin ilmu matematika cenderung menggunakan metode menghafal dan berlatih mengerjakan soal-soal matematika, dan mahasiswa tersebut pastilah terbiasa dengan metode tersebut. Metode tersebut kuranglah tepat apabila di terapkan dalam mempelajari ilmu IPA.
berbagai macam kendala yang dihadapi. Masalah tersebut melanda peserta didik maupun pendidik yang pada akhirnya menyebabkan proses belajar mengajar tidak kondusif. Selain tidak kondusifnya suasana saat proses pembelajaran berakibat pula pada kesulitan para peserta didik menangkap/menerima materi yang di berikan oleh guru bidang studi. Ketika peserta didik tidak mampu menerima materi yang di sampaikan oleh pendidik, maka pada saat evaluasi peserta didik akan merasa kesulitan mengerjakan soal. Oleh karena itu tujuan yang ingin di capai dari kegiatan belajar mengajar mata kuliah yang terkait pun tidak dapat tercapai. Dan semua usaha yang dilakukan oleh pendidik maupun peserta didik pun tidak dapat maksimal hasilnya bahkan bisa saja gagal. Selain tidak berkompeten dalam materi bidang studi IPA tersebut, guru IPA yang berasal dari disiplin ilmu yang lain pastilah kurang memahami metode belajar ilmu IPA yang tepat. Karena dalam metode mempelajari ilmu IPA itu berbeda dengan metode mempelajari disiplin ilmu yang lain. Kita misalkan mahasiswa matematika dalam memahami disiplin ilmu matematika cenderung menggunakan metode menghafal dan berlatih mengerjakan soal-soal matematika, dan mahasiswa tersebut pastilah terbiasa dengan metode tersebut. Metode tersebut kuranglah tepat apabila di terapkan dalam mempelajari ilmu IPA.
IPA adalah studi
mengenai alam sekitar, dalam hal ini berkaitan dengan cara mencari tahu tentang
alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja,
tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pembelajaran IPA memadukan mata
pelajaran fisika, biologi dan kimia sangat memungkinkan siswa mempelajari
secara integratif. Keterpaduan berarti merajut keterkaitan antara berbagai
aspek dan materi yang tertuang dalam Kompetensi Dasar IPA untuk
melahirkan satu atau beberapa tema pembelajaran. Pembelajaran terpadu juga
dapat dikatakan pembelajaran yang memadukan materi dalam satu tema atau
tematik. Orientasi proses pembelajaran IPA adalah suatu
proses pembelajaran yang aplikatif, mengembangkan proses berfikir, kemampuan
belajar, serta rasa ingin tahu, dan mengembangkan sikap peduli dan tanggung
jawab terhadap lingkungan alam. Orientasi pembelajan IPA tersebut dapat
dilakukan dengan cara diskusi, demonstrasi, dan praktikum. Metode pembelajaran
merupakan suatu cara yang dilakukan dalam mencapai tujuan pembelajaran yang
ditentukan ( A way to achieve a goal).
Sebagai suatu cara pencapaian tujuan, suatu metode pembelajaran akan mempunyai
ciri masing-masing untuk materi-materi yang akan diberikan, termasuk materi
IPA.
- Identifikasi Masalah
- Prose pembelajaran di kelas dipengaruhi oleh metode pembelajaran yang digunakan oleh guru
- Keberhasilan proses pembelajaran di kelas dilihat dari keativan siswa didalam kelas.
- Rumusan Masalah
- Bagaimana metode pembelajaran yang tepat digunakan untuk proses pembelajaran dikelas ?
- Bagaimanakah sikap guru yang tepat dalam menanggapi pertanyaan dari siswa ?
- Bagaimana penilaian guru terhadap pembelajaran dikelas ?
- Tujuan Penelitian
1.
Untuk mengetahui
metode pembelajaran yang tepat digunakan untuk proses pembelajaran dikelas.
2.
Untuk mengetahui
sikap guru yang tepat dalam menanggapi pertanyaan dari siswa
3.
Untuk mengetahui
penilaian guru terhadap pembelajaran di kelas.
BAB
II
METODOLOGI RISET
- Landasan Teori
Belajar merupakan peristiwa sehari-hari disekolah. Belajar merupakan hal
yang kompleks. Kompleksitas belajar tersebut dapat dipandang dua subjek, yaitu
dari siswa dan guru. Dari segi siswa, belajar dialami sebagai suatu proses.
Siswa mengalami proses mental dalam menghadapi bahan belajar.
Belajar merupakan proses
internal yang kompleks. Proses internal tersebut adalah seluruh mental yang
meliputi ranah-ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Proses belajar yang
mengaktualisasikan ranah-ranah tersebut tertuju pada bahan belajar tertentu.[1]
Strategi
pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru dengan
tujuan proses pembelajaran yang berlangsung di kelas dapat mencapai tujuan
secara efektif dan efesien. Metode pembelajaran adalah jalan atau cara yang
ditempuh untuk mewujudkan rencana yang telah disusun secara nyata dan praktis
di kelas untuk mencapai tujuan pembelajaran. Teknik pembelajaran adalah cara
yang dilakukan oleh guru dalam melaksanakan metode pembelajaran. Pendekatan
pembelajaran adalah muatan-muatan etis petalogis yang menyertai kegiatan
pproses pembelajaran yang religus dan spritual. Model pembelajaran merupakan konsep dasar
spritual yang melukiskan prosedur secara sistematis dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Jadi model pembelajaran
adalah pembungkus proses pembelajaran yang di dalamnya terdapat pendekatan,
strategi, metode, dan teknik pembelajaran. Hal yang membedakannya adalah
langkah-langkah yang dilakukan pada saat proses pembelajarannya.[2]
Keberhasilan
proses pembelajaran tidak terlepas dari kemampuan guru mengembangkan model
model pembelajaran yang berorientasi pada peningkatan intensitas keterlibatan
siswa secara efektif di dalam proses
pembelajaran. Pengembangan model pembelajaran yang tepat pada dasarnya
bertujuan untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat
belajar secara aktif dan menyenangkan sehingga siswa dapat meraih hasil belajar
dan prestasi yang optimal.[3]
IPA pada hakikatnya meliputi empat
unsur utama yaitu: (1) sikap: rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam,
makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang
dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar; IPA bersifat open ended; (2)
proses: prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah; metode ilmiah
meliputi penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen atau percobaan, evaluasi,
pengukuran, dan penarikan kesimpulan; (3) produk: berupa fakta, prinsip, teori,
dan hukum; dan (4) aplikasi: penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam
kehidupan sehari-hari. Empat unsur utama IPA ini seharusnya muncul dalam
pembelajaran IPA.
Pembelajaran IPA sebaiknya
menggunakan metode discovery, metode pembelajaran yang menekankan pola
dasar: melakukan pengamatan, menginferensi, dan mengomunikasikan/menyajikan. Pola dasar ini dapat dirinci dengan
melakukan pengamatan lanjutan (mengumpulkan data), menganalisis data, dan
menarik kesimpulan. Di dalam pembelajaran IPA, peserta didik
didorong untuk menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks,
mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama di dalam pikirannya, dan
merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai. Pandangan dasar
tentang pembelajaran adalah bahwa pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu
saja dari guru ke peserta didik. Peserta didik harus didorong untuk
mengonstruksi pengetahuan di dalam pikirannya. Agar benar-benar memahami dan
dapat menerapkan pengetahuan, peserta didik perlu didorong untuk bekerja
memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, dan bersusah payah
dengan ide-idenya. Dalam buku pegangan siswa terdapat kompetensi inti dan kompetensi dasar
yang harus dicapai.[4]
Kurikulum dalam arti sempit diartikan sebagai kumpulan
berbagai mata pelajaran/mata kuliah yang diberikan kepada peserta didik melalui
kegiatan yang dinamakan proses pembelajaran. Akibat dari perkembangan ilmu
pengetahuan, khususnya sosio-teknologi maka kurikulum diartikan secara lebih
luas sebagai keseluruhan proses pembelajaran yang direncanakan dan dibimbing di
sekolah, baik yang dilaksanakan di dalam kelompok atau secara individual, di
dalam atau di luar sekolah. Dalam pengertian ini tercakup di dalamnya sejumlah
aktivitas pembelajaran di antara subyek didik dalam melakukan transformasi
pengetahuan, keterampilan dengan menggunakan berbagai pendekatan proses
pembelajaran atau menggunakan metode belajar dan mendayagunakan segala
teknologi pembelajaran. Namun demikian, bahwa konsep kurikulum sebagai urutan
sejumlah mata pelajaran tetap menjadi dasar yang substansial dalam rancangan
atau menyusun desain kurikulum.[5]
B. Metode Penelitian
Dalam penelitian
ini, pendekatan yang dilakukan adalah melalui pendekatan kualitatif. Artinya
data yang dikumpulkan berasal dari observasi langsung dan wawancara. Metode
kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi
objek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik
pengumpulan data dilakukan secara gabungan, analisis data bersifat induktif dan
hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari generalisasi .
Dalam penelitian yang kami lakukan,
kualitatif yang kami maksud adalah kualitas dari aksi yang telah kami amati
saat melakukan observasi lansung pada kelas IV SDN 108306 Tg. Gabus Lubuk Pakam.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
- Gambaran Objek
1. Identitas
Guru
Nama
Guru : Rohansa
Saragih S.Pd
NIP : 196509131986042005
Tempat
Tanggal lahir : Hutabayu, 13 September 1965
Alamat : Prumnas Pemda,
Lubuk Pakam
Guru
Bidang Studi :Guru Kelas
(Setiap guru Sd dinamakan guru kelas)
Masa
Kerja : 32 Tahun 1
Bulan
2. Pelaksanaan
Observasi
Tempat : Kelas VI SDN
108306 Tg. Gabus
Jumlah
Peserta Didik : 30 orang
Tanggal : 22 April 2017
Waktu : 07:15 WIB –
09:00 WIB
3.
Informasi Buku
Pegangan
Judul : IPA Kelas IV
Sd
Penulis : A. Suitno dan Rachmadani
Achirul Salam
Penerbit : Yudistira
Standart
isi : KTSP 2006
Daftar
isi : 1. Rangka
dan Alat Indra
2.
Struktur dan Fungsi Bagian Tumbuhan
3.
Hewan dan Jenis Makanan
4.
Daur Hidup Hewan
Dst,
- Kegiatan Pembelajaran
Dalam
kegiatan pembelajaran di SDN 108306 Tg. Gabus Lubuk Pakam metode pembelajaran
yang digunakan adalah problem solving. Guru hanya menggunakan metode
tersebut, karena materi pelajaran yang sudah mendekati ulangan harian. Sehingga
materi tidak lagi berupa materi inti, melainkan materi pembahasan soal latihan.
Langkah – langkah yang diterapkan guru, yaitu:
- Kegiatan awal (15 menit)
·
Membuka
pelajaran
Guru
memasuki ruangan belajar dan menyapa peserta didik dengan salam. Kemudian
peserta didik memberikan salam kepada guru dan membaca do’a sebelum memulai
proses pembelajaran.
·
Mempersiapkan
perlengkapan belajar mengajar
Guru
bersama peserta didik mempersiapkan buku – buku pelajaran serta perlengkapan
belajar lainnya
·
Mengkondisikan
peserta didik
Guru
mengatur peserta didik agar tertib mengikuti pelajaran selama proses
pembelajaran berlangsung. Setelah itu guru mulai memotivasi peserta didik dan
mengulang kembali materi pelajaran sebelumnya.
- Kegiatan Inti (60 menit)
·
Peserta didik
mengumpulkan tugas mereka yang sudah diberikan oleh guru pada pertemuan
sebelumnya. Dan bagi siswa yang tidak mengumpulkan tugas akan tetap mendapat
konsekuensi yaitu nilai tidak memenuhi kriteria. Hal ini bertujuan untuk
mendidik peserta didik agar disiplin dalam mengerjakan tugas dan mengumpulkan
tugas tepat waktu.
·
Guru menunjuk
siswa yang sudah mengerjakan tugas secara acak untuk menuliskan jawaban dari
tugas yang telah dikerjakannya dipapan tulis.
·
Guru menjelaskan
pemecahan masalah dari tugas yang sudah dikerjakan siswa dipapan tulis agar
para siswa tahu apabila ada kesalahan dari tugas mereka yang sudah
dikerjakannya.
·
Terjadi proses
tanya jawab antara siswa kepada guru dari materi yang belum dipahami siswa.
- Menutup Pembelajaran (15 menit)
·
Guru
mengingatkan kembali kepada peserta didik bahwa dipertemuan berikutnya akan
diadakan ulangan harian. Kemudian dengan dipimpin ketua kelas bersama-sama
berdo’a dan memberikan salam.
- Deskripsi Proses Pembelajaran
Menurut
hasil observasi yang dilakukan saat proses pembelajaran berlangsung, guru
menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif. Untuk menciptakan suasana yang
demikian, guru menjadikan suasana yang lebih santai namun tetap menegur siswa
yang tidak disiplin. Guru selalu menyapa siswa yang terlihat mulai merasa bosan
mengikuti pelajaran. Guru juga selalu menjawab semua pertanyaan yang ditanyakan
oleh siswa saat proses pembelajaran.
- Wawancara
Metode
wawancara yang kami lakukan hanya menanyakan identitas guru.
E. Pembahasan
Dari
hasil observasi pada proses pembelajaran di kelas IV SDN 108306 Tg. Gabus Lubuk
Pakam dapat dilihat bahwa proses pembelajaran berjalan dengan baik dan
kondusif. Guru membuat kelas yang aktif dan santai sehingga siswa tidak merasa
bosan didalam kelas. Dan siswa juga antusisas saat disuruh maju kedepan untuk menuliskan jawaban
dari tugas yang telah ia kerjakan. Saat siswa bertanya, guru selalu menjawab
pertanyaan yang ditanyakan siswa. Untuk
siswa yang tidak mengerjakan tugas, guru tidak menghukumnya secara fisik, namun
guru memperingati bahwa nilainya akan mempengaruhi nilai rapot apabila tidak
mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Ini bertujuan agar siswa lebih
disiplin dan mengetahui pentingnya mengerjakan tugas dan mengumpulkannya tepat
waktu.
Untuk
membuat kelas yang aktif maka guru diharuskan memiliki model, metode dan
strategi pembelajaran pada saat mengajar. Biasanya masing - masing guru memiliki
model, metode dan strategi pembelajaran yang berbeda – beda dan itu yang akan
menjadi ciri khas seorang guru bagi siswa. Setelah guru mengetahui model,
metode dan strategi pembelajaran apa yang akan diterapkan lalu guru diharusnya
menyusun struktur pembelajaran agar lebih memudahkan dalam mengajar.
Contoh
Struktur Pembelajaran
Kegiatan
awal :
- Pendahuluan : pada tahap ini seorang guru seharusnya melakukan kegiatan awal pembelajaran, misalnya review atau melanjutkan pelajaran terdahulu yang tidak lengkap. Sehingga mendekatkan diri guru kepada siswa dan mengetahui pengetahuan siswa pada pertemuan sebelumnya.
- Pengetahuan awal siswa : pada tahap ini seorang guru harus memberikan metode yang tepat mengenai standart pengetahuan siswa sehingga memudahkan guru dalam menyampaikan pelajaran dan membuat suasana kelas lebih aktif serta memberikan kepercayaan diri kepada siswa.
- Perumusan pertanyaan : memberikan kesempatan kepada siswa untuk mananyakan apa yang telah mereka pahami dan apa yang belum mereka pahami mengenai materi pelajaran yang sebelumnya mereka pelajari.
Kegiatan
Inti :
a.
Kegiatan : pada
tahap ini guru menjelaskan materi pelajaran sehingga membuat siswa lebih
memahami apa yang akan dijelaskan guru dengan cara memberikan beberapa metode
dan model pembelajaran yang kreatif sehingga membuat peserta didik bersemangat
mengikuti proses pembelajaran.
b.
Pengamatan :
guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan berbagai pengamatan
sehingga memberikan pengetahuan yang lebih kepada siswa.
c.
Jawaban
pertanyaan pemecahan masalah : guru memberikan jawaban yang akurat dan pasti
dengan bahasa yang sederhana mengenai pertanyaan yang dijukan peserta didik
sehingga peserta didik memahami apa yang telah disampaikan guru dan apa jawaban
dari materi yang belum peserta didik pahami.
Kegiatan
Akhir :
·
Guru memberikan
penguatan kepada siswa apa yang telah dipelajari hari ini sehingga siswa
membawa bekal pelajaran dikehidupan sehari-hari. Dan guru memberikan Pekerjaan
Rumah sehingga siswa mengulang pelajaran dirumah.
BAB
IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah disajikan, maka kesimpulan yang dapat
diambil bahwa proses pembelajaran di kelas IV SDN 108306 Tg.
Gabus Lubuk Pakam berjalan dengan efektif dan kondusif. Hal ini dikarenakan
guru dan murid saling mendukung selama proses pembelajaran berlangsung.
Sehingga kelas tidak terlihat membosankan. Ini membuktikan bahwa sangat
pentingnya metode, model dan strategi yang tepat digunakan guru untuk suatu
materi pelajaran didalam kelas. Pada pembahasan ini, kelas IV SDN 108306 Tg. Gabus Lubuk Pakam, guru menggunakan
metode pemecahan masalah. Prose pelajaran berjalan dengan efektif dan disenangi
oleh peserta didik.
B. Saran
Bagi
guru sangat penting menerapkan model, metode dan strategi pembelajaran yang
kreatif di setiap materi pelajaran yang akan di ajarkan kepada peserta didik.
Karena itu dapat berpengaruh untuk berjalannya proses pembelajaran dengan baik
dan peserta didik dapat memahami dengan mudah serta tidak mudah bosan didalam
kelas
DAFTAR PUSTAKA
Aunurrahman.2012.Belajar
dan Pembelajaran.Bandung:Alfa Beta.
Dimyati dan Mudjiono.2013.Belajar dan Pembelajaran .Jakarta :PT Rinek Cipta
Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan. Ilmu
Pengetahuan Alam: Buku Guru untuk
SMP/MTs Kelas VII 2013. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan.
Purba, Jhan Brinsen. Jurnal Pendidikan Penabur.2001.
Jakarta: BPK Penabur
Widi, Asih dan
Eka Sulistyowati.2014.
Metodologi Pembelajaran
IPA.Jakarta:PT Bumi Aksara.
[1]
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta :PT Rinek Cipta,2013),hlm17
[2] Asih Widi dan
Eka Sulistyowati, Metodologi Pembelajaran
IPA (Jakarta:PT Bumi Aksara,2014),hlm 47
[3] Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran (Bnadung:Alfa
Beta,2012)hlm 140
[4] Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan. Ilmu
Pengetahuan Alam: Buku Guru untuk
SMP/MTs Kelas VII. (Jakarta:
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013)
[5] Jhan
Brinsen Purba. Jurnal Pendidikan Penabur. (Jakarta: BPK Penabur, 2001).
Hal. 106
Tidak ada komentar:
Posting Komentar