Sabtu, 27 Mei 2017

Riset Mini Pembelajaran di Kelas




BAB I
PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang
Dalam proses belajar mengajar di sekolah yang dilakukan oleh guru mata pelajaran tertentu mengalami
berbagai macam kendala yang dihadapi. Masalah tersebut melanda peserta didik maupun pendidik yang pada akhirnya menyebabkan proses belajar mengajar tidak kondusif. Selain tidak kondusifnya suasana saat proses pembelajaran berakibat pula pada kesulitan para peserta didik menangkap/menerima materi yang di berikan oleh guru bidang studi. Ketika peserta didik tidak mampu menerima materi yang di sampaikan oleh pendidik, maka pada saat evaluasi peserta didik akan merasa kesulitan mengerjakan soal. Oleh karena itu tujuan yang ingin di capai dari kegiatan belajar mengajar mata kuliah yang terkait pun tidak dapat tercapai. Dan semua usaha yang dilakukan oleh pendidik maupun peserta didik pun tidak dapat maksimal hasilnya bahkan bisa saja gagal. Selain tidak berkompeten dalam materi bidang studi IPA tersebut, guru IPA yang berasal dari disiplin ilmu yang lain pastilah kurang memahami metode belajar ilmu IPA yang tepat. Karena dalam metode mempelajari ilmu IPA itu berbeda dengan metode mempelajari disiplin ilmu yang lain. Kita misalkan mahasiswa matematika dalam memahami disiplin ilmu matematika cenderung menggunakan metode menghafal dan berlatih mengerjakan soal-soal matematika, dan mahasiswa tersebut pastilah terbiasa dengan metode tersebut. Metode tersebut kuranglah tepat apabila di terapkan dalam mempelajari ilmu IPA.
IPA adalah studi mengenai alam sekitar, dalam hal ini berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pembelajaran IPA memadukan mata pelajaran fisika, biologi dan kimia sangat memungkinkan siswa mempelajari secara integratif. Keterpaduan berarti merajut keterkaitan antara berbagai aspek dan materi yang tertuang dalam Kompetensi Dasar IPA untuk  melahirkan satu atau beberapa tema pembelajaran. Pembelajaran terpadu juga dapat dikatakan pembelajaran yang memadukan materi dalam satu tema atau tematik. Orientasi proses pembelajaran IPA adalah suatu proses pembelajaran yang aplikatif, mengembangkan proses berfikir, kemampuan belajar, serta rasa ingin tahu, dan mengembangkan sikap peduli dan tanggung jawab terhadap lingkungan alam. Orientasi pembelajan IPA tersebut dapat dilakukan dengan cara diskusi, demonstrasi, dan praktikum. Metode pembelajaran merupakan suatu cara yang dilakukan dalam mencapai tujuan pembelajaran yang ditentukan ( A way to achieve a goal). Sebagai suatu cara pencapaian tujuan, suatu metode pembelajaran akan mempunyai ciri masing-masing untuk materi-materi yang akan diberikan, termasuk materi IPA.
  1. Identifikasi Masalah
  1. Prose pembelajaran di kelas dipengaruhi oleh metode pembelajaran yang digunakan oleh guru
  2. Keberhasilan proses pembelajaran di kelas dilihat dari keativan siswa didalam kelas.
  1. Rumusan Masalah
  1. Bagaimana metode pembelajaran yang tepat digunakan untuk proses pembelajaran dikelas ?
  2. Bagaimanakah sikap guru yang tepat dalam menanggapi pertanyaan dari siswa ?
  3. Bagaimana penilaian guru terhadap pembelajaran dikelas ?
  1. Tujuan Penelitian
1.        Untuk mengetahui metode pembelajaran yang tepat digunakan untuk proses pembelajaran dikelas.
2.        Untuk mengetahui sikap guru yang tepat dalam menanggapi pertanyaan dari siswa
3.        Untuk mengetahui penilaian guru terhadap pembelajaran di kelas.
BAB II
METODOLOGI RISET
  1. Landasan Teori
Belajar merupakan peristiwa sehari-hari disekolah. Belajar merupakan hal yang kompleks. Kompleksitas belajar tersebut dapat dipandang dua subjek, yaitu dari siswa dan guru. Dari segi siswa, belajar dialami sebagai suatu proses. Siswa mengalami proses mental dalam menghadapi bahan belajar. Belajar merupakan proses internal yang kompleks. Proses internal tersebut adalah seluruh mental yang meliputi ranah-ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Proses belajar yang mengaktualisasikan ranah-ranah tersebut tertuju pada bahan belajar tertentu.[1]
Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru dengan tujuan proses pembelajaran yang berlangsung di kelas dapat mencapai tujuan secara efektif dan efesien. Metode pembelajaran adalah jalan atau cara yang ditempuh untuk mewujudkan rencana yang telah disusun secara nyata dan praktis di kelas untuk mencapai tujuan pembelajaran. Teknik pembelajaran adalah cara yang dilakukan oleh guru dalam melaksanakan metode pembelajaran. Pendekatan pembelajaran adalah muatan-muatan etis petalogis yang menyertai kegiatan pproses pembelajaran yang religus dan spritual.  Model pembelajaran merupakan konsep dasar spritual yang melukiskan prosedur secara sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Jadi model pembelajaran adalah pembungkus proses pembelajaran yang di dalamnya terdapat pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran. Hal yang membedakannya adalah langkah-langkah yang dilakukan pada saat proses pembelajarannya.[2]
Keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas dari kemampuan guru mengembangkan model model pembelajaran yang berorientasi pada peningkatan intensitas keterlibatan siswa secara efektif  di dalam proses pembelajaran. Pengembangan model pembelajaran yang tepat pada dasarnya bertujuan untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat belajar secara aktif dan menyenangkan sehingga siswa dapat meraih hasil belajar dan prestasi yang optimal.[3]
IPA pada hakikatnya meliputi empat unsur utama yaitu: (1) sikap: rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar; IPA bersifat open ended; (2) proses: prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah; metode ilmiah meliputi penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen atau percobaan, evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan; (3) produk: berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum; dan (4) aplikasi: penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari. Empat unsur utama IPA ini seharusnya muncul dalam pembelajaran IPA.
Pembelajaran IPA sebaiknya menggunakan metode discovery, metode pembelajaran yang menekankan pola dasar: melakukan pengamatan, menginferensi, dan mengomunikasikan/menyajikan. Pola dasar ini dapat dirinci dengan melakukan pengamatan lanjutan (mengumpulkan data), menganalisis data, dan menarik kesimpulan. Di dalam pembelajaran IPA, peserta didik didorong untuk menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama di dalam pikirannya, dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai. Pandangan dasar tentang pembelajaran adalah bahwa pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari guru ke peserta didik. Peserta didik harus didorong untuk mengonstruksi pengetahuan di dalam pikirannya. Agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, peserta didik perlu didorong untuk bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, dan bersusah payah dengan ide-idenya. Dalam buku pegangan siswa terdapat kompetensi inti dan kompetensi dasar yang harus dicapai.[4]
Kurikulum dalam arti sempit diartikan sebagai kumpulan berbagai mata pelajaran/mata kuliah yang diberikan kepada peserta didik melalui kegiatan yang dinamakan proses pembelajaran. Akibat dari perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya sosio-teknologi maka kurikulum diartikan secara lebih luas sebagai keseluruhan proses pembelajaran yang direncanakan dan dibimbing di sekolah, baik yang dilaksanakan di dalam kelompok atau secara individual, di dalam atau di luar sekolah. Dalam pengertian ini tercakup di dalamnya sejumlah aktivitas pembelajaran di antara subyek didik dalam melakukan transformasi pengetahuan, keterampilan dengan menggunakan berbagai pendekatan proses pembelajaran atau menggunakan metode belajar dan mendayagunakan segala teknologi pembelajaran. Namun demikian, bahwa konsep kurikulum sebagai urutan sejumlah mata pelajaran tetap menjadi dasar yang substansial dalam rancangan atau menyusun desain kurikulum.[5]

B.     Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, pendekatan yang dilakukan adalah melalui pendekatan kualitatif. Artinya data yang dikumpulkan berasal dari observasi langsung dan wawancara. Metode kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara gabungan, analisis data bersifat induktif dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari generalisasi .
Dalam penelitian yang kami lakukan, kualitatif yang kami maksud adalah kualitas dari aksi yang telah kami amati saat melakukan observasi lansung pada kelas IV SDN 108306 Tg. Gabus Lubuk Pakam.






BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
  1. Gambaran Objek
1.      Identitas Guru                  
Nama Guru                       : Rohansa Saragih S.Pd
NIP                                   : 196509131986042005
Tempat Tanggal lahir        :  Hutabayu, 13 September 1965
Alamat                              : Prumnas Pemda, Lubuk Pakam
Guru Bidang Studi             :Guru Kelas (Setiap guru Sd dinamakan guru kelas)
Masa Kerja                        : 32 Tahun 1 Bulan
2.      Pelaksanaan Observasi
Tempat                              : Kelas VI SDN 108306 Tg. Gabus
Jumlah Peserta Didik        : 30 orang
Tanggal                             : 22 April 2017
Waktu                               : 07:15 WIB – 09:00 WIB
3.      Informasi Buku Pegangan
Judul                                 : IPA Kelas IV Sd
Penulis                               : A. Suitno dan Rachmadani Achirul Salam
Penerbit                             : Yudistira
Standart isi                        : KTSP 2006
Daftar isi                           : 1. Rangka dan Alat Indra
2. Struktur dan Fungsi Bagian Tumbuhan
3. Hewan dan Jenis Makanan
4. Daur Hidup Hewan
Dst,
  1. Kegiatan Pembelajaran
Dalam kegiatan pembelajaran di SDN 108306 Tg. Gabus Lubuk Pakam metode pembelajaran yang digunakan adalah problem solving. Guru hanya menggunakan metode tersebut, karena materi pelajaran yang sudah mendekati ulangan harian. Sehingga materi tidak lagi berupa materi inti, melainkan materi pembahasan soal latihan. Langkah – langkah yang diterapkan guru, yaitu:
  1. Kegiatan awal (15 menit)
·         Membuka pelajaran
Guru memasuki ruangan belajar dan menyapa peserta didik dengan salam. Kemudian peserta didik memberikan salam kepada guru dan membaca do’a sebelum memulai proses pembelajaran.
·         Mempersiapkan perlengkapan belajar mengajar
Guru bersama peserta didik mempersiapkan buku – buku pelajaran serta perlengkapan belajar lainnya
·         Mengkondisikan peserta didik
Guru mengatur peserta didik agar tertib mengikuti pelajaran selama proses pembelajaran berlangsung. Setelah itu guru mulai memotivasi peserta didik dan mengulang kembali materi pelajaran sebelumnya.

  1. Kegiatan Inti (60 menit)
·         Peserta didik mengumpulkan tugas mereka yang sudah diberikan oleh guru pada pertemuan sebelumnya. Dan bagi siswa yang tidak mengumpulkan tugas akan tetap mendapat konsekuensi yaitu nilai tidak memenuhi kriteria. Hal ini bertujuan untuk mendidik peserta didik agar disiplin dalam mengerjakan tugas dan mengumpulkan tugas tepat waktu.
·         Guru menunjuk siswa yang sudah mengerjakan tugas secara acak untuk menuliskan jawaban dari tugas yang telah dikerjakannya dipapan tulis.
·         Guru menjelaskan pemecahan masalah dari tugas yang sudah dikerjakan siswa dipapan tulis agar para siswa tahu apabila ada kesalahan dari tugas mereka yang sudah dikerjakannya.
·         Terjadi proses tanya jawab antara siswa kepada guru dari materi yang belum dipahami siswa.
  1. Menutup Pembelajaran (15 menit)
·         Guru mengingatkan kembali kepada peserta didik bahwa dipertemuan berikutnya akan diadakan ulangan harian. Kemudian dengan dipimpin ketua kelas bersama-sama berdo’a dan memberikan salam.
  1. Deskripsi Proses Pembelajaran
Menurut hasil observasi yang dilakukan saat proses pembelajaran berlangsung, guru menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif. Untuk menciptakan suasana yang demikian, guru menjadikan suasana yang lebih santai namun tetap menegur siswa yang tidak disiplin. Guru selalu menyapa siswa yang terlihat mulai merasa bosan mengikuti pelajaran. Guru juga selalu menjawab semua pertanyaan yang ditanyakan oleh siswa saat proses pembelajaran.

  1. Wawancara
Metode wawancara yang kami lakukan hanya menanyakan identitas guru.

     E. Pembahasan
Dari hasil observasi pada proses pembelajaran di kelas IV SDN 108306 Tg. Gabus Lubuk Pakam dapat dilihat bahwa proses pembelajaran berjalan dengan baik dan kondusif. Guru membuat kelas yang aktif dan santai sehingga siswa tidak merasa bosan didalam kelas. Dan siswa juga antusisas saat  disuruh maju kedepan untuk menuliskan jawaban dari tugas yang telah ia kerjakan. Saat siswa bertanya, guru selalu menjawab pertanyaan yang ditanyakan siswa.  Untuk siswa yang tidak mengerjakan tugas, guru tidak menghukumnya secara fisik, namun guru memperingati bahwa nilainya akan mempengaruhi nilai rapot apabila tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Ini bertujuan agar siswa lebih disiplin dan mengetahui pentingnya mengerjakan tugas dan mengumpulkannya tepat waktu.
Untuk membuat kelas yang aktif maka guru diharuskan memiliki model, metode dan strategi pembelajaran pada saat mengajar. Biasanya masing - masing guru memiliki model, metode dan strategi pembelajaran yang berbeda – beda dan itu yang akan menjadi ciri khas seorang guru bagi siswa. Setelah guru mengetahui model, metode dan strategi pembelajaran apa yang akan diterapkan lalu guru diharusnya menyusun struktur pembelajaran agar lebih memudahkan dalam mengajar.
Contoh Struktur Pembelajaran

Tahap Pokok

Tahap Pembelajaran

Contoh pilihan
Kegiatan yang dapat dilakukan

1.  Kegiatan awal

Pendahuluan
  •   Percobaan/demonstrasi sesuatu yang dibawa oleh guru
  •   Cerita/kejadian
  •   Review atau melanjutkan pelajaran terdahulu yang tidak lengkap
  •   Mengamati/membahas penerapan teknis dalam lingkungan


Pengetahuan awal siswa

  • Menggali pengetahuan awal siswa dan dikaitkan dengan topik pembelajaran


Perumusan pertanyaan/
permasalahan tentang topik pelajaran

Merumuskan pertanyaan atau permasalahan tentang topik pelajaran

2. Kegiatan  
    Inti

Kegiatan
  •  Melaksanakan percobaan
  •  Permainan / simulasi
  •  Mengumpulkan bahan-bahan untuk dibandingkan, di klasifikasikan dsb
  •   Periksa cara kerja peralatan teknis


Pengamatan

  • Melakukan pengamatan sebanyak mungkin


Jawaban pertanyaan Pemecahan masalah

  •   Penjelasan oleh siswa (tebak-duga-diskusi)
  •  Landasan pemikiran
  •  Perumusan kesimpulan



  • Penjelasan oleh guru (bila diperlukan)

3.  Kegiatan
Akhir/ pemantapan

Proses yang membuat apa yang telah dipelajari menjadi “milik” siswa

  •  Penerapan (sangat baik bila berhubungan dengan lingkungan siswa seperti tubuh, keluarga, makanan, teknik, pekerjaan)
  •  Menjawab pertanyaan
  •   Membuat ringkasan
  •   Pekerjaan rumah

Kegiatan awal :
      1. Pendahuluan : pada tahap ini seorang guru seharusnya melakukan kegiatan awal pembelajaran, misalnya review atau melanjutkan pelajaran terdahulu yang tidak lengkap. Sehingga mendekatkan diri guru kepada siswa dan mengetahui pengetahuan siswa pada pertemuan sebelumnya.
      2. Pengetahuan awal siswa : pada tahap ini seorang guru harus memberikan metode yang tepat mengenai standart pengetahuan siswa sehingga memudahkan guru dalam menyampaikan pelajaran dan membuat suasana kelas lebih aktif serta memberikan kepercayaan diri kepada siswa.
      3. Perumusan pertanyaan : memberikan kesempatan kepada siswa untuk mananyakan apa yang telah mereka pahami dan apa yang belum mereka pahami mengenai materi pelajaran yang sebelumnya mereka pelajari.

Kegiatan Inti :
a.          Kegiatan : pada tahap ini guru menjelaskan materi pelajaran sehingga membuat siswa lebih memahami apa yang akan dijelaskan guru dengan cara memberikan beberapa metode dan model pembelajaran yang kreatif sehingga membuat peserta didik bersemangat mengikuti proses pembelajaran.
b.          Pengamatan : guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan berbagai pengamatan sehingga memberikan pengetahuan yang lebih kepada siswa.
c.          Jawaban pertanyaan pemecahan masalah : guru memberikan jawaban yang akurat dan pasti dengan bahasa yang sederhana mengenai pertanyaan yang dijukan peserta didik sehingga peserta didik memahami apa yang telah disampaikan guru dan apa jawaban dari materi yang belum peserta didik pahami.

Kegiatan Akhir :
·         Guru memberikan penguatan kepada siswa apa yang telah dipelajari hari ini sehingga siswa membawa bekal pelajaran dikehidupan sehari-hari. Dan guru memberikan Pekerjaan Rumah sehingga siswa mengulang pelajaran dirumah.














BAB IV
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah disajikan, maka kesimpulan yang dapat diambil bahwa proses pembelajaran di kelas IV SDN 108306 Tg. Gabus Lubuk Pakam berjalan dengan efektif dan kondusif. Hal ini dikarenakan guru dan murid saling mendukung selama proses pembelajaran berlangsung. Sehingga kelas tidak terlihat membosankan. Ini membuktikan bahwa sangat pentingnya metode, model dan strategi yang tepat digunakan guru untuk suatu materi pelajaran didalam kelas. Pada pembahasan ini, kelas IV SDN 108306 Tg. Gabus Lubuk Pakam, guru menggunakan metode pemecahan masalah. Prose pelajaran berjalan dengan efektif dan disenangi oleh peserta didik.

B.     Saran
Bagi guru sangat penting menerapkan model, metode dan strategi pembelajaran yang kreatif di setiap materi pelajaran yang akan di ajarkan kepada peserta didik. Karena itu dapat berpengaruh untuk berjalannya proses pembelajaran dengan baik dan peserta didik dapat memahami dengan mudah serta tidak mudah bosan didalam kelas











DAFTAR PUSTAKA

Aunurrahman.2012.Belajar dan Pembelajaran.Bandung:Alfa Beta.
Dimyati dan Mudjiono.2013.Belajar dan Pembelajaran .Jakarta :PT Rinek Cipta
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Ilmu Pengetahuan  Alam: Buku Guru untuk SMP/MTs  Kelas VII 2013. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Purba, Jhan Brinsen. Jurnal Pendidikan Penabur.2001. Jakarta: BPK Penabur
Widi, Asih dan Eka Sulistyowati.2014. Metodologi Pembelajaran IPA.Jakarta:PT Bumi Aksara.


[1] Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta :PT Rinek Cipta,2013),hlm17
[2] Asih Widi dan Eka Sulistyowati, Metodologi Pembelajaran IPA (Jakarta:PT Bumi Aksara,2014),hlm 47
[3] Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran (Bnadung:Alfa Beta,2012)hlm 140
[4] Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Ilmu Pengetahuan  Alam: Buku Guru untuk SMP/MTs  Kelas VII. (Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013)
[5] Jhan Brinsen Purba. Jurnal Pendidikan Penabur. (Jakarta: BPK Penabur, 2001). Hal. 106

Tidak ada komentar:

Posting Komentar