Sabtu, 18 Maret 2017

Metode Studi Islam


ISLAM DAN STUDI AGAMA, PENTINGNYA STUDI ISLAM, ASAL – USUL DAN PERTUMBUHAN STUDI ISLAM DI DUNIA ISLAM
Agama merupakan
institusi masyarakat dalam bidang kepercayaan dan keyakinannya. Taib Thahir Abdul Mu’in mengemukakan defenisi agama sebagai suatu peraturan Tuhan yang mendorong jiwa seseorang yang mempunyai akal untuk kehendak dan pilihannya sendiri mengikuti peraturan tersebut, guna mencapai kebahagiaan hidupnya di dunia dan di akhirat.[1]
Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Allah SWT. kepada ummat Islam memalui Nabi Adam hingga Nabi Muhammad Saw. sebagai Rasul Allah. Sebagai Nabi akhir zaman, beliau diutus dengan membawa syari’at agama yang sempurna, untuk seluruh manusia sepanjang masa. Maka dari itu, agama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. itulah yang tetap berlaku hingga sekarang dan untuk masa selanjutnya. Kalau dirumuskan, Islam itu adalah :
“Addin yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw. ialah apa yang diturunkan Allah SWT. di dalam Al-Quran dan yang tersebut dalam Sunnah yang shahih, berupa perintah-perintah. Larangan- larangan dan petunjuk-petunjuk untuk kesejarteraan dan kebahagiaan hidup manusia di dunia dan di akhirat”[2]
Menurut pendapat H.A.R Gibb “Islam itu sesungguhnya lebih dari satu sistem agama saja, ia adalah kebudayaan yang lengkap.” Islam pada hakekatnya membawa ajaran-ajaran yang bukan hanya mengenai satu segi, tetapi mengenai berbagai segi dari kehidupan manusia. Sumber dan ajaran- ajaran yang mengambil berbagai aspek itu ialah Al-Quran dan Hadis. Tujuan Islam ialah kesejahteraan dan kebahagiaan hidup dan kehidupan manusia di dunia dan di akhirat. Untuk mencapai tujuan itu, Islam mengajarkan melalui Studi Islam segi-segi yang bersangkutan dengan duniawi dan berhubungan denga ukhrawi. Maka pentinganya mempelajari Studi Islam berintikan kepada:
1.      Ajaran yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya, meliputi tentang kepercayaan dan penyembahan. Sebab itu Islam mengajarkan tentang sistem iman dan sistem ibadah. Yang pertama disebut rukun iman dan yang kedua disebut rukun Islam.
2.      Ajaran yang mengatur manusia dengan sesamanya dan hubungannya dengan alam. Sebab itu Islam mempunyai ajaran-ajaran tentang sosial, ekonomi, politik, seni, kebudayaan, perkawinan, harta-pusaka, jihad, perang dan damai, kesehatan, dan sebagainya.[3]
Studi Islam secara sederhana dapat dikatakan sebagai usaha untuk mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan agama Islam. Dengan kata lain “usaha sadar dan sitematis untuk mengetahui dan memahami serta membahas secara mendalam tentang seluk-beluk atau hal-hal yang berhubungan dengan agama Islam, baik berhubungan dengan ajaran, sejarah, maupun praktik-praktik pelaksanaannya secara nyata dalam kehidupan sehari-hari, sepanjang sejarahnya.” Studi keislaman bertujuan untuk memahami dan mendalami serta membahas ajaran-ajaran Islam agar mereka dapat melaksanakan dan mengamalkannya dengan benar. Di luar kalangan Islam, studi Islam bertujuan untuk mempelajari seluk-beluk agama dan praktik-praktik keagamaan yang berlaku di kalangan umat Islam, yang semata- mata sebagai ilmu pengetahuan (Islamologi). Para ahli studi keislaman diluar kalangan umat Islam tersebut dikenal sengan kaum orientalis (istisyraqy) , yaitu orang-orang Barat yang mengadakan studi tentang dunia Timur, termasuk kalangan dunia umat Islam.[4]
Pendidikan Islam pada zaman awal dilaksanakan di masjid-masjid. Pusat-pusat studi Islam Klasik adalah Mekkah dan Madinah, Basrah dan Kufah (Irak), Damaskus dan Palestina, dan Fistat (Mesir). Pada zaman kejayaan Islam, studi Islam dipusatkan di ibukota negara, yaitu Bagdad. Pada era modern, studi Islam berkembang hampir di seluruh negara di dunia, baik di Dunia Islam maupun bukan negara Islam. Di Dunia Islam terdapat pusat-pusat studi Islam, seperti Universitas Al-Azhar di Mesir dan Universitas Ummul Qura di Arab Saudi.[5]
Studi Islam di dunia Islam sama dengan menyebut studi Islam di dunia muslim. Dalam sejarah muslim dicatat sejumlah lembaga kajian Islam di sejumlah kota. Maka uraian berikut adalah sejarah perkembangan studi Islam di dunia muslim.
Selama 350 tahun pertama (750-1258) kejayaan tersebut didominasi dan secara mutlak dikuasai sarjana-sarjana muslim. Sementara beberapa pusat kegiatan intelektual pra islam diluar Arabia yang berperan besar memajukan pendidikan didunia muslim dapat digambarkan sebagai berikut. Bahwa kemajuan pengetahuan dalam Islam tidaklah mungkin dipisahkan dari tradisi intelektual peradaban-peradaban terdahulu yang telah maju sebelum munculnya Islam. Berikut ini adalah beberapa kota yang merupakan pusat kegiatan intelektual sebelum dan menjelang datangnya Islam, yang berperan sebagai jembatan dalam proses penyerapan ilmu pengetahuan oleh umat islam
:
1.       Athena.
2.       Aleksandria.
3.       Edessa, Harran, dan Nisibis.
4.       Jundi Syapur.
5.       India dan Timur Jauh.
 Dalam sejarah muslim dicatat sejumlah lembaga kajian Islam di sejumlah kota. Maka uraian berikut adalah sejarah perkembangan studi Islam di dunia muslim.
Akhir periode Madinah sampai dengan 4 H, fase pertama pendidikan Islam sekolah masih di masjid-masjid dan rumah-rumah dengan ciri hafalan namun sudah dikenalkan logika. Selama abad ke 5 H, selama periode khalifah ‘Abbasiyah sekolah-sekolah didirikan di kota-kota dan mulai menempati gedung-gedung besar dan mulai bergeser dari matakuliah yang bersifat spiritual ke matakuliah yang bersifat intelektual, ilmu alam ,dan ilmu sosial Berdirinya sistem madrasah justru menjadi titik balik kejayaan. Sebab madrasah dibiayai dan diprakarsai negara.Kemudian madrasah menjadi alat penguasa untuk mempertahankan doktrin-doktrin terutama oleh kerajaan Fatimah di Kairo. Pengaruh al-Ghazali (1085-1111 M) disebut sebagai awal terjadi pemisahan ilmuagama dengan ilmu umum. Ada beberapa kota yang menjadi pusat kajian Islam di zamannya, yakni Nisyapur, Baghdad, Kairo, Damaskus, dan Jerussalem. Ada empat perguruan tinggi tertua di dunia Muslim yakni: (1) Nizhamiyah di Baghdad, (2) al-Azhar di Kairo Mesir, (3) Cordova, dan (4) Kairwan Amir Nizam al-Muluk di Maroko. Sejarah singkat masing-masing pusat studi Islam ini digambarkan sebagai berikut:


 
·            Nizhamiyah di Baghdad
Perguruan Tinggi Nizhamiyah di Baghdad berdiri pada tahun 455 H / 1063 M. perguruan tinggi ini dilengkapi dengan perpustakaan yang terpandang kaya raya di Baghdad, yakni Bait-al-Hikmat, yang dibangun oleh al-Makmun (813-833 M).Salah seorang ulama besar yang pernah mengajar disana, adalah ahli pikir Islam terbesar Abu Hamid al-Ghazali (1058-1111 M) yang kemudian terkenal dengan sebutan imam Ghazali.Perguruan tinggi tertua di Baghdad ini hanya sempat hidup selama hampir dua abad. Yang pada akhirnya hancur akibat penyerbuan bangsa Mongol dibawah pimpinan Hulagu Khanpada tahun 1258 M.

·            Al-Azhar di Kairo Mesir
Panglima Besar Juhari al-Siqili pada tahun 362 H/972 M membangun Perguruan Tinggi al-Azhar dengan kurikulum berdasarkan ajaran Syiah. Pada masa pemerintahan al-Hakim Biamrillah khalifah keenam dari Daulat Fathimiah, ia pun membangun pepustakaan terbesar di al-Qahira untuk mendampingi Perguruan tinggi al-Azhar, yang diberri nama Bait-al-hikmat (Balai Ilmu Pengetahuan), seperti nama perpustakaan terbesar di Baghdad. Pada tahun 567 H/1171 M daulat Fathimiah ditumbangkan oleh Sultan Salahuddin al-Ayyubi yang mendirikan Daulat al-Ayyubiah (1171-1269 M) dan menyatakan tunduk kembali kepada Daulat Abbasiyah di Baghdad. Kurikulum pada Pergutuan Tinggi al-Azhar lantas mengalami perombakan total, dari aliran Syiah kepada aliran Sunni. Ternyata Perguruan Tinggi al-Azhar ini mampu hidup terus sampai sekarang, yakni sejak abad ke-10 M sampai abad ke-20 dan tampaknya akan tetap selama hidupnya. Universitas al-Azhar dapat dibedakan menjadi dua periode: pertama, periode sebelum tahun 1961 dan kedua, periode setelah tahun 1961. Pada periode pertama, fakultas-fakultas yang ada sama dengan fakultas-fakultas di IAIN, sedangkan setelah tahun 1961, di universitas ini diselenggarakan fakultas fakultas umum disamping fakultas agama. 

·            Perguruan Tinggi Cordova
Adapun sejarah singkat Cordova dapat digambarkan demikian, bahwa ditangan daulat Ummayah semenanjung Iiberia yang sejak berabad-abad terpandang daerah minus, berubah menjadi daerahyang makmur dan kaya raya.Pada masa berikutnya Cordova menjadi pusat ilmu dan kebudayaan yang gilang gemilang sepanjang Zaman Tengah. The Historians history of the World, menulis tentang perikeadaan pada masa pemerintahan Amir Abdurrahman I .Sejarah mencatat, sebagai contoh, bahwa Aelhoud dari Bath (Inggris) belajar ke Cordova pada tahun 1120 M, dan pelajaran yang dutuntutnya ialah geometri, algebra (aljabar), matematik. Gerard dari Cremonia belajar ke Toledo seperti halnya Adelhoud ke Cordova.Begitu pula tokoh-tokoh lainnya.

·            Kairwan Amir Nizam al-Muluk di Maroko
Perguruan tinggi ini berada di kota Fez (Afrika Barat) yang dibangun pada tahun 859 M oleh puteri seorang saudagar hartawan di kota Fez, yang berasal dari Kairwan (Tunisia). Pada tahun 305 H/918 M perguruan tinggi ini diserahkan kepada pemerintah dan sejak itu menjadi perguruan tinggi resmi, yang perluasan dan perkembangannya berada di bawah pengawasan dan pembiayaan negara.Seperti halnya Perguruan tinggi al-Azhar, perguruan tinggi Kairwan masih tetap hidup sampai kini. Diantara sekian banyak alumninya adalah pejuang nasionalis muslim terkenal. Penyebab utama kemunduran dunia muslim khususnya di bidang ilmu pengetahuan adalah terpecahnya kekuatan politik yang digoyang oleh tentara bayaran Turki. Kemudian dalam kondisi demikian datang musuh dengan membawa bendera perang salib.Baghdad sebagai pusat ilmu pengetahuan ketika itu dihancurkan Hulaghu Khan 1258 M. Pusat-pusat studi termasuk yang dihancurkan Hulaghu.[6]






[1] K.H.M. Thair Abd Mu’in, Ilmu Kalam, (Jakarta: Widjaya, 1986) hlm.121
[2] Razzak, Nasruddin, dienul Islam, (Bandung : PT Alma’arif, 1989) hlm.61
[3] Nasution, Harun, Islam: Ditinjau dari Bebagai Aspeknya, (UI-Press : 1985) hlm.25
[4]Muhaimin, Abdul, Jusuf, Studi Islam dalam Ragam Dimensi dan Pendekatan, (Kencana: Prenada Media, 2005) hlm.1 - 2
[5] Ananda Arfa, Faisar, Metode Studi Islam: Jalan Tengah Memahami Islam, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2015) hlm.60

Tidak ada komentar:

Posting Komentar