ISLAM DAN STUDI AGAMA, PENTINGNYA STUDI ISLAM, ASAL – USUL DAN
PERTUMBUHAN STUDI ISLAM DI DUNIA ISLAM
Agama merupakan
institusi masyarakat dalam bidang kepercayaan dan keyakinannya. Taib Thahir Abdul Mu’in mengemukakan defenisi agama sebagai suatu peraturan Tuhan yang mendorong jiwa seseorang yang mempunyai akal untuk kehendak dan pilihannya sendiri mengikuti peraturan tersebut, guna mencapai kebahagiaan hidupnya di dunia dan di akhirat.[1]
institusi masyarakat dalam bidang kepercayaan dan keyakinannya. Taib Thahir Abdul Mu’in mengemukakan defenisi agama sebagai suatu peraturan Tuhan yang mendorong jiwa seseorang yang mempunyai akal untuk kehendak dan pilihannya sendiri mengikuti peraturan tersebut, guna mencapai kebahagiaan hidupnya di dunia dan di akhirat.[1]
Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Allah SWT.
kepada ummat Islam memalui Nabi Adam hingga Nabi Muhammad Saw. sebagai Rasul
Allah. Sebagai Nabi akhir zaman, beliau diutus dengan membawa syari’at agama
yang sempurna, untuk seluruh manusia sepanjang masa. Maka dari itu, agama yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. itulah yang tetap berlaku hingga sekarang
dan untuk masa selanjutnya. Kalau dirumuskan, Islam itu adalah :
“Addin yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw. ialah apa yang
diturunkan Allah SWT. di dalam Al-Quran dan yang tersebut dalam Sunnah yang
shahih, berupa perintah-perintah. Larangan- larangan dan petunjuk-petunjuk
untuk kesejarteraan dan kebahagiaan hidup manusia di dunia dan di akhirat”[2]
Menurut pendapat H.A.R Gibb “Islam itu sesungguhnya lebih dari satu
sistem agama saja, ia adalah kebudayaan yang lengkap.” Islam pada hakekatnya
membawa ajaran-ajaran yang bukan hanya mengenai satu segi, tetapi mengenai
berbagai segi dari kehidupan manusia. Sumber dan ajaran- ajaran yang mengambil
berbagai aspek itu ialah Al-Quran dan Hadis. Tujuan Islam ialah kesejahteraan
dan kebahagiaan hidup dan kehidupan manusia di dunia dan di akhirat. Untuk
mencapai tujuan itu, Islam mengajarkan melalui Studi Islam segi-segi yang
bersangkutan dengan duniawi dan berhubungan denga ukhrawi. Maka pentinganya
mempelajari Studi Islam berintikan kepada:
1.
Ajaran
yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya, meliputi tentang kepercayaan
dan penyembahan. Sebab itu Islam mengajarkan tentang sistem iman dan sistem
ibadah. Yang pertama disebut rukun iman dan yang kedua disebut rukun Islam.
2.
Ajaran
yang mengatur manusia dengan sesamanya dan hubungannya dengan alam. Sebab itu
Islam mempunyai ajaran-ajaran tentang sosial, ekonomi, politik, seni, kebudayaan,
perkawinan, harta-pusaka, jihad, perang dan damai, kesehatan, dan sebagainya.[3]
Studi Islam secara sederhana dapat dikatakan sebagai usaha untuk
mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan agama Islam. Dengan kata lain
“usaha sadar dan sitematis untuk mengetahui dan memahami serta membahas secara
mendalam tentang seluk-beluk atau hal-hal yang berhubungan dengan agama Islam,
baik berhubungan dengan ajaran, sejarah, maupun praktik-praktik pelaksanaannya
secara nyata dalam kehidupan sehari-hari, sepanjang sejarahnya.” Studi
keislaman bertujuan untuk memahami dan mendalami serta membahas ajaran-ajaran
Islam agar mereka dapat melaksanakan dan mengamalkannya dengan benar. Di luar
kalangan Islam, studi Islam bertujuan untuk mempelajari seluk-beluk agama dan
praktik-praktik keagamaan yang berlaku di kalangan umat Islam, yang semata-
mata sebagai ilmu pengetahuan (Islamologi). Para ahli studi keislaman diluar
kalangan umat Islam tersebut dikenal sengan kaum orientalis (istisyraqy) ,
yaitu orang-orang Barat yang mengadakan studi tentang dunia Timur, termasuk
kalangan dunia umat Islam.[4]
Pendidikan
Islam pada zaman awal dilaksanakan di masjid-masjid. Pusat-pusat studi Islam
Klasik adalah Mekkah dan Madinah, Basrah dan Kufah (Irak), Damaskus dan
Palestina, dan Fistat (Mesir). Pada zaman kejayaan Islam, studi Islam
dipusatkan di ibukota negara, yaitu Bagdad. Pada era modern, studi Islam
berkembang hampir di seluruh negara di dunia, baik di Dunia Islam maupun bukan
negara Islam. Di Dunia Islam terdapat pusat-pusat studi Islam, seperti
Universitas Al-Azhar di Mesir dan Universitas Ummul Qura di Arab Saudi.[5]
Studi Islam di dunia Islam sama dengan menyebut studi Islam di dunia
muslim. Dalam sejarah muslim dicatat sejumlah lembaga kajian Islam di sejumlah
kota. Maka uraian berikut adalah sejarah perkembangan studi Islam di dunia
muslim.
Selama 350 tahun pertama (750-1258) kejayaan tersebut didominasi dan secara mutlak dikuasai sarjana-sarjana muslim. Sementara beberapa pusat kegiatan intelektual pra islam diluar Arabia yang berperan besar memajukan pendidikan didunia muslim dapat digambarkan sebagai berikut. Bahwa kemajuan pengetahuan dalam Islam tidaklah mungkin dipisahkan dari tradisi intelektual peradaban-peradaban terdahulu yang telah maju sebelum munculnya Islam. Berikut ini adalah beberapa kota yang merupakan pusat kegiatan intelektual sebelum dan menjelang datangnya Islam, yang berperan sebagai jembatan dalam proses penyerapan ilmu pengetahuan oleh umat islam:
Selama 350 tahun pertama (750-1258) kejayaan tersebut didominasi dan secara mutlak dikuasai sarjana-sarjana muslim. Sementara beberapa pusat kegiatan intelektual pra islam diluar Arabia yang berperan besar memajukan pendidikan didunia muslim dapat digambarkan sebagai berikut. Bahwa kemajuan pengetahuan dalam Islam tidaklah mungkin dipisahkan dari tradisi intelektual peradaban-peradaban terdahulu yang telah maju sebelum munculnya Islam. Berikut ini adalah beberapa kota yang merupakan pusat kegiatan intelektual sebelum dan menjelang datangnya Islam, yang berperan sebagai jembatan dalam proses penyerapan ilmu pengetahuan oleh umat islam:
1.
Athena.
2.
Aleksandria.
3.
Edessa, Harran, dan Nisibis.
4.
Jundi Syapur.
5.
India dan Timur Jauh.
Dalam sejarah muslim dicatat sejumlah lembaga
kajian Islam di sejumlah kota. Maka uraian berikut adalah sejarah perkembangan
studi Islam di dunia muslim.
Akhir periode Madinah sampai dengan 4 H, fase pertama pendidikan Islam sekolah masih di masjid-masjid dan rumah-rumah dengan ciri hafalan namun sudah dikenalkan logika. Selama abad ke 5 H, selama periode khalifah ‘Abbasiyah sekolah-sekolah didirikan di kota-kota dan mulai menempati gedung-gedung besar dan mulai bergeser dari matakuliah yang bersifat spiritual ke matakuliah yang bersifat intelektual, ilmu alam ,dan ilmu sosial Berdirinya sistem madrasah justru menjadi titik balik kejayaan. Sebab madrasah dibiayai dan diprakarsai negara.Kemudian madrasah menjadi alat penguasa untuk mempertahankan doktrin-doktrin terutama oleh kerajaan Fatimah di Kairo. Pengaruh al-Ghazali (1085-1111 M) disebut sebagai awal terjadi pemisahan ilmuagama dengan ilmu umum. Ada beberapa kota yang menjadi pusat kajian Islam di zamannya, yakni Nisyapur, Baghdad, Kairo, Damaskus, dan Jerussalem. Ada empat perguruan tinggi tertua di dunia Muslim yakni: (1) Nizhamiyah di Baghdad, (2) al-Azhar di Kairo Mesir, (3) Cordova, dan (4) Kairwan Amir Nizam al-Muluk di Maroko. Sejarah singkat masing-masing pusat studi Islam ini digambarkan sebagai berikut:
Akhir periode Madinah sampai dengan 4 H, fase pertama pendidikan Islam sekolah masih di masjid-masjid dan rumah-rumah dengan ciri hafalan namun sudah dikenalkan logika. Selama abad ke 5 H, selama periode khalifah ‘Abbasiyah sekolah-sekolah didirikan di kota-kota dan mulai menempati gedung-gedung besar dan mulai bergeser dari matakuliah yang bersifat spiritual ke matakuliah yang bersifat intelektual, ilmu alam ,dan ilmu sosial Berdirinya sistem madrasah justru menjadi titik balik kejayaan. Sebab madrasah dibiayai dan diprakarsai negara.Kemudian madrasah menjadi alat penguasa untuk mempertahankan doktrin-doktrin terutama oleh kerajaan Fatimah di Kairo. Pengaruh al-Ghazali (1085-1111 M) disebut sebagai awal terjadi pemisahan ilmuagama dengan ilmu umum. Ada beberapa kota yang menjadi pusat kajian Islam di zamannya, yakni Nisyapur, Baghdad, Kairo, Damaskus, dan Jerussalem. Ada empat perguruan tinggi tertua di dunia Muslim yakni: (1) Nizhamiyah di Baghdad, (2) al-Azhar di Kairo Mesir, (3) Cordova, dan (4) Kairwan Amir Nizam al-Muluk di Maroko. Sejarah singkat masing-masing pusat studi Islam ini digambarkan sebagai berikut:
·
Nizhamiyah
di Baghdad
Perguruan
Tinggi Nizhamiyah di Baghdad berdiri pada tahun 455 H / 1063 M. perguruan
tinggi ini dilengkapi dengan perpustakaan yang terpandang kaya raya di Baghdad,
yakni Bait-al-Hikmat, yang dibangun oleh al-Makmun (813-833 M).Salah seorang
ulama besar yang pernah mengajar disana, adalah ahli pikir Islam terbesar Abu
Hamid al-Ghazali (1058-1111 M) yang kemudian terkenal dengan sebutan imam
Ghazali.Perguruan tinggi tertua di Baghdad ini hanya sempat hidup selama hampir
dua abad. Yang pada akhirnya hancur akibat
penyerbuan bangsa Mongol dibawah pimpinan Hulagu Khanpada tahun 1258 M.
·
Al-Azhar di
Kairo Mesir
Panglima
Besar Juhari al-Siqili pada tahun 362 H/972 M membangun Perguruan Tinggi
al-Azhar dengan kurikulum berdasarkan ajaran Syiah. Pada masa pemerintahan
al-Hakim Biamrillah khalifah keenam dari Daulat Fathimiah, ia pun membangun
pepustakaan terbesar di al-Qahira untuk mendampingi Perguruan tinggi al-Azhar,
yang diberri nama Bait-al-hikmat (Balai Ilmu Pengetahuan), seperti nama
perpustakaan terbesar di Baghdad. Pada tahun 567 H/1171 M daulat Fathimiah
ditumbangkan oleh Sultan Salahuddin al-Ayyubi yang mendirikan Daulat
al-Ayyubiah (1171-1269 M) dan menyatakan tunduk kembali kepada Daulat Abbasiyah
di Baghdad. Kurikulum pada Pergutuan
Tinggi al-Azhar lantas mengalami perombakan total, dari aliran Syiah kepada
aliran Sunni. Ternyata Perguruan Tinggi al-Azhar ini mampu hidup terus sampai
sekarang, yakni sejak abad ke-10 M sampai abad ke-20 dan tampaknya akan tetap
selama hidupnya. Universitas al-Azhar dapat dibedakan menjadi dua periode:
pertama, periode sebelum tahun 1961 dan kedua, periode setelah tahun 1961. Pada
periode pertama, fakultas-fakultas yang ada sama dengan fakultas-fakultas di
IAIN, sedangkan setelah tahun 1961, di universitas ini diselenggarakan fakultas
fakultas umum disamping fakultas agama.
·
Perguruan
Tinggi Cordova
Adapun
sejarah singkat Cordova dapat digambarkan demikian, bahwa ditangan daulat
Ummayah semenanjung Iiberia yang sejak berabad-abad terpandang daerah minus,
berubah menjadi daerahyang makmur dan kaya raya.Pada masa berikutnya Cordova
menjadi pusat ilmu dan kebudayaan yang gilang gemilang sepanjang Zaman Tengah. The Historians history of the World, menulis tentang perikeadaan pada masa
pemerintahan Amir Abdurrahman I .Sejarah mencatat, sebagai contoh, bahwa
Aelhoud dari Bath (Inggris) belajar ke Cordova pada tahun 1120 M, dan pelajaran
yang dutuntutnya ialah geometri, algebra (aljabar), matematik. Gerard dari
Cremonia belajar ke Toledo seperti halnya Adelhoud ke Cordova.Begitu pula
tokoh-tokoh lainnya.
·
Kairwan Amir Nizam al-Muluk di Maroko
Perguruan tinggi ini berada di kota Fez (Afrika Barat) yang dibangun pada
tahun 859 M oleh puteri seorang saudagar hartawan di kota Fez, yang berasal
dari Kairwan (Tunisia). Pada tahun 305 H/918 M perguruan tinggi ini diserahkan
kepada pemerintah dan sejak itu menjadi perguruan tinggi resmi, yang perluasan
dan perkembangannya berada di bawah pengawasan dan pembiayaan negara.Seperti
halnya Perguruan tinggi al-Azhar, perguruan tinggi Kairwan masih tetap hidup
sampai kini. Diantara sekian banyak alumninya adalah pejuang nasionalis muslim
terkenal. Penyebab utama kemunduran dunia muslim khususnya di bidang ilmu
pengetahuan adalah terpecahnya kekuatan politik yang digoyang oleh tentara
bayaran Turki. Kemudian dalam kondisi demikian datang musuh dengan membawa
bendera perang salib.Baghdad sebagai pusat ilmu pengetahuan ketika itu
dihancurkan Hulaghu Khan 1258 M. Pusat-pusat studi termasuk yang dihancurkan
Hulaghu.[6]
[1] K.H.M.
Thair Abd Mu’in, Ilmu Kalam, (Jakarta: Widjaya, 1986) hlm.121
[4]Muhaimin,
Abdul, Jusuf, Studi Islam dalam Ragam Dimensi dan Pendekatan, (Kencana:
Prenada Media, 2005) hlm.1 - 2
[5]
Ananda Arfa, Faisar, Metode Studi Islam: Jalan Tengah Memahami Islam,
(Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2015) hlm.60
[6] http://imron160795.blogspot.co.id/2013/12/sejarah-perkembangan-studi-islam-di.html
(Diunduh pada tanggal 05 Maret 2017, 14.43)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar