Makalah Kelompok
MAKALAH
PENDIDIK DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM
Disusun oleh :
Kelompok 1
Nama : Adha Apriana
Siagian
Linda Amalia Saragih
M. Rasyid Ridho
Nur Aisyah
Sri Agusna
Linda Amalia Saragih
M. Rasyid Ridho
Nur Aisyah
Sri Agusna
Semester : I (Satu)
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA MEDAN
2017
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA MEDAN
2017
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah.
Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas diberikan-Nya
petunjuk, kekuatan, rahmat dan
hidayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
Ilmu Teknik Laboratorium ini. Adapun dalam penulisan makalah ini, materi yang
akan dibahas adalah “Pendidikan Dalam Perspektif Pendidikan Islam” sebagai alat pembelajaran bagi seorang
pendidik.
Tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini, khususnya
kepada dosen pembimbing dan keluarga serta teman-teman yang kami sayangi.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam penulisan makalah ini banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kami
mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan penulisan
makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua dan dapat menambah wawasan kita dalam mempelajari
pengertian pemerintahan, tanggung jawab dan wewenang pemerintah serta dapat
digunakan sebagaimana mestinya dan bermanfaat untuk kita semua.
Medan, 27 Maret 2017
Penulis
|
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PERMASALAHAN
A.
Pengertian Pendidik
B. Pendidik dalam Konsep Pendidikan Islam
C. Tugas dan Fungsi Pendidik dalam Perspektif Islam
B. Pendidik dalam Konsep Pendidikan Islam
C. Tugas dan Fungsi Pendidik dalam Perspektif Islam
D.
Kedudukan Pendidik dalam Islam
E. Sifat
dan Syarat Seorang Pendidik
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu unsur penting dari proses kependidikan adalah pendidik. Di
pundak pendidikan terletak tanggung jawab yang amat besar dalam mengantarkan
peserta didik kearah tujuan pendidikan yang di cita-citakan. Hal ini disebabkan
pendidikan merupakan kumpulan kepribadian yang bersifat dinamis kearah suatu
perubahan secara terus-menerus, sebagai sasaran vital untuk membangun
kebudayaan dan peradaban umat manusia.
Dalam hal ini, pendidik bertanggung jawab memenuhi kebutuhan peserta
didik, baik spiritual, intelektual, moral, etika, maupun kebutuhan fisik
peserta didik. Karena demikian pentingnya peserta didik dalam proses
pendidikan, selanjutnya dalam makalah ini kami mencoba untuk memaparkan hal
tersebut yang berkaitan dengan hakikat pendidik dalam sudut pandang pendidikan
Islam.
Pendidikan merupakan hal yang sangat berpengaruh terhadap kemajuan suatu
bangsa. Dalam pendidikan tidak dapat dipungkiri adanya faktor yang mempengaruhi
proses pelaksanaan pendidikan tersebut. Adapun faktor atau komponen pendidikan
melputi: tujuan pembelajaran, pendidik, peserta didik, isi (kurikulum), metode
atau cara, dan situasi lingkungan. Sehingga tanpa faktor-faktor tersebut tidak
akan tercapai sebuah pendidikan. Salah satu faktor yang paling berpengaruh
adalah pendidik.
Sejalan dengan perkembangan zaman maupun ilmu pengetahuan dan teknologi,
pendidik dituntut untuk mengembangkan pengetahuan dan ketrampilannya. Selain
itu, kepribadian yang meliputi sifat dan sikap ( perbuatan ataupun ucapan )
yang baik hendaknya tercermin pada seorang pendidik. Dengan demikian,
terwujudlah peserta didik yang berwawasan luas, bermoral dan beretika. Untuk
menjadi pendidik yang bisa berpengaruh kepada peserta didik, hendaknya kita
memahami terlebih dulu mengenai pengertian, kedudukan, dan sifat yang baik dari
seorang pendidik.
Pendidik dalam proses pendidikan mempunyai pengaruh yang sangat besar
karena pendidik merupakan pemegang utama dalam proses pendidikan. Adapun
peranan dan kompetensi pendidik dalam proses pendidikan meliputi banyak hal,
diantaranya sebagai pengajar, pemimpin kelas, pembimbing, pengatur lingungan,
partisipan, ekspediator, perencana, supervisor, motivator, konselor dan tidak
lupa bahwa pendidik juga sebagai orang tua kedua bagi peserta didik.
Pendidik (Guru) merupakan salah satu hal terpenting dalam proses
pendidikan. Tugas guru sebagai pendidik merupakan hal yang sangat mulia di sisi
Allah SWT dan mendapatkan penghargaan yang tinggi. Tapi penghargaan yang tinggi
tersebut diberikan kepada guru yang bekerja secara tulus dan ikhlas dalam
mengajar peserta didiknya, atau bisa disebut juga guru tersebut bekerja secara professional.
Guru bukan hanya mengajarkan materi saja kepada anak didiknya. Tapi juga
membimbing mereka menjadi murid yang mempunyai akhlak mulia. Serta guru juga
menjadi motivator bagi peserta didiknya. Motivasi sangat diperlukan sebagai
respon terhadap tugas dan tanggung jawab guru sebagai pendidik, pengajar
dan pelatih dalam mencapai tujuan pendidikan.
Jadi dalam pelaksanaan pendidikan, pendidik sangat diperlukan. Pendidik
merupakan salah satu faktor atas tercapainya suatu tujuan pendidikan, tanpa
adanya pendidik, mustahil pendidian dapat berjalan dengan baik. Dalam makalah
ini pemakalah akan berusaha memaparkan tentang pendidik dalam pendidikan islam,
tugas, tanggung jawab, kedudukan pendidik, sifat sifat dan kompetensi seorang
pendidik.
BAB II
PERMASALAHAN
- Pengertian Pendidik
Dalam konteks
pendidikan Islam, secara etimologi pendidik disebut dengan murabbi, muallim,
dan muaddib. Kata murabbiberasal dari kata rabba, yurabba.
Misalnya sering dijumpai dalam kalimat yang orientasinya lebih mengarah pada
pemeliharaan, baikyang bersifat jasmani maupun rohani. Pemeliharaan seperti ini
terihat dalam proses orang tua membesarkan anaknya. Sedangkan untuk istilah
muallim pada umumnya dipakai dalam membicarakan aktivitas yang lebih terfokus
pada pemberian atau pemindahan ilmu pengetahuan dari seorang yang tau kepada
seseorang yang tidak tahu. Dan istilah muaddibi lebih luas dari istilah muallim
dan lebih relevan dengan konsep pendidikan Islam.
Setelah
berkembangnya dunia pendidikan Islam, maka sebutan atau panggilan kepada guru
pun muncul di dunia Islam yang diambil dari kata pendidikan yang populer dalam
konsep Islam. Di dalam Islam ditemukan kata ta’lim, tarbiyah, dan
ta’dib. Bila dari kata ini dikaitkan dengan orang yang melakukan ta’lim,
tarbiyah dan ta’dib, maka dari kata ta’lim lahir kata mu’allim
sebagai isim fa’il dari ‘al-lama, orang yang mengajar; begitu
juga dari kata tarbiyah, lahir katamurabbi orang yang mentarbiyah
(mengajar dan mendidik), sedangkan dari kata adab, lahir muaddib (juga
bermakna orang yang melakukan pendidikan dan pengajaran). Syed Naquib al-Attas
bersikukuh untuk mempertahankan bahwa perkataan yang tepat untuk seorang
pendidikan Islam itu adalah ta’dib.[1]
Pendidik dalam
Islam adalah orang-orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta
didiknya dengan upaya mengembangkan seluruh potensi peserta didik, baik potensi
efektif (rasa), kognitif (cipta), dan psikomotorik (karsa). Dalam Islam, orang
yang paling bertanggung jawab tersebut adalah orangtua anak didik. Tanggung
jawab itu disebabkan oleh dual hal, yang pertama karena kodrat yaitu karena
orang tua ditakdirkan menjadi orangtua anaknya dan karena itu ia ditakdirkan
pula bertanggung jawab mendidik anaknya; kedua karena kepentingankedua orangtua
yaitu orangtua berkepentingan terhadap kemajuan perkembangan anaknya, sukses
anaknya adalah sukses orangtuanya juga.[2]
Walaupun
kewajiban mendidik adalah milik orangtua, namun tidak sepenuhnya orangtua mampu
untuk mendidik, maka dari itu orangtua perlu bantuan dari lembaga pendidikan,
dan dalam lembaga pendidikan pendidik itu biasa disebut guru. Selaku pemegang
amanat dari orangtua dalam hal pendidikan sang anak, maka guru harus bertanggung
jawab atas amat yang dipegangnya.
- Pendidik dalam Konsep Pendidikan Islam
Pendidik dala Pendidikan Islam skopnya lebih luas dari skop
pendidik dalam non Islam, yaitu :[3]
1.
Allah
SWT
Dalam berbagai ayat Al-Quran ditemukan beberapa ayat yang berbicara
tentang kedudukan Allah sebagai pendidik, antara lain adalah “Segala puji
bagi Allah rabb bagi seluruh alam” (Q.S Al-Fatihah:1) Rasulullah Saw.
pernah bersabda yang artinya “Tuhanku adabani (mendidik) ku sehingga menjadi
baik pendidikan”
Allah sebagai pendidik mengetahui segala kebutuhan orang yang
didiknya sebab Dia adalah Zat Pencipta. Perhatian Allah SWT. tidak terbatas
hanya terhadap sekelompok manusia saja, tetapi mempenhatikan dan mendidik
seluruh alam. Allah SWT. memberikan bimbingan kepada manusia secara tidak
langsung. Allah mendidik manusia melalui wahyu yang disampaikan kepada manusia
dengan perantara Malaikat Jibril. Malaikat Jibril menyampaikannya kepada Nabi
Muhammad Saw. dan selanjutnya Nabi yang membimbing umatnya dengan perantara
wahyu tersebut
2.
Rasulullah
Saw
Kedudukan Rasulullah Saw. sebagai pendidik ditunjuk langsung oleh
Allah SWT. Rasulullah berhasil mendidik manusia supaya berbahagia di dunia dan
akhirat, dalam satu masyarakat yang adil dan makmur, lahir dan batin. Dalam
waktu yang singkat Rasulullah berhasil membina umat dengan pembangunan yang
luar biasa meliputi segala aspek kehidupan, antara lain:
a.
Pembangunan
akidah
b.
Pembangunan
ibadah
c.
Pembangunan
akhlak
d.
Keluarga,
termasuk hak-hak kewajiban masing-masing yang jelas dan serasi
e.
Sosial
kemasyarakatan termasuk kemanusiaan (kemerdekaan,persamaan, persaudaraan, dan
persatuan)
f.
Politik
(termasuk pemerintahan yang adil berdasarkan musyawarah/ demokrasi) kerukunan,
tanggung jawab bersama dan keadilan dan lain sebagainya
3.
Orangtua
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, orangtua adalah pendidik
utama bagi anak. Setelah anak lahir maka yang pertama kali sikenalnya ialah
orang tuanya lalu anggota keluarga yang lain. Orang tua berperan dalam hal
pembentukan watak dan karakter anak. Rumah tangga merupakan arena pergaulan
yang mendidik untuk terbentuknya watak dan karakter anak. Jika di sekolah lebih
banyak porsinya mengisi kognitif, maka rumah tangga akan lebih banyak mengisi
efektif anak.
4.
Guru
Guru adalah orang yang memberikan ilmu kepada peserta didik, serta
membimbing jiwa mereka sekaligus pada mengarahkan tingkah laku mereka kepada
yang baik. Tugas guru ada tiga, yaitu 1.Mentransferkan ilmu, 2.Memberikan
nulai-nilai yang baik, disinilah letak pembentukan akhlakul karimah, membentuk
karakter seorang peserta didik. 3.Melatih mereka untuk memiliki keterampilan
dan amal yang baik.
5.
Pemuka
Masyarakat
Para pemimpin masyarakat baik pemimpin formal maupun nonformal
adalah pendidik, sepanjang mereka memili kriteria untuk itu. Kependidikan yang
mereka lakukan lebih terfokus kepada menjadi panutan. Apabila ia memiliki
kriteria akhlakul karimah, maka dia dapat difungsikan sebagai pendidik. Para
pemimpin adalah seorang yang selalu menjadi pusat perhatian masyarakat, seperti
tutur kata, cara berpakaian, dan penampilan sehari-hari.
Inilah yang diisyaratkan ileh Hadits Nabi Saw. : “Setiap kamu
adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan diminta pertanggung jawabannya
terhadap apa yang dipimpinnya”
- Tugas dan Fungsi Pendidik Dalam Prespektif Islam.
Al-Quran
mengisyaratkan bahwa Nabi dan umatnya sangat berperan dalam pendidikan, mereka
harus mengamalkan pengetahuannya untuk dirinya sendiri dan mengajarkannya
kepada orang lain. Firman Allah SWT :
مَا كَانَ
لِبَشَرٍ أَنْ يُؤْتِيَهُ اللَّهُ الْكِتَابَ وَالْحُكْمَ وَالنُّبُوَّةَ ثُمَّ
يَقُولَ لِلنَّاسِ كُونُوا عِبَادًا لِي مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلَٰكِنْ كُونُوا
رَبَّانِيِّينَ بِمَا كُنْتُمْ تُعَلِّمُونَ الْكِتَابَ وَبِمَا كُنْتُمْ
تَدْرُسُونَ
“Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al
Kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia: "Hendaklah
kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah". Akan tetapi
(dia berkata): "Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, karena kamu
selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya.” (Q.S Ali Imran: 79)
Allah juga
mengisyaratkan bahwa tugas yang utama yang diemban oleh Rasulullah Saw. adalah
mengajarkan sebagaimana yang difirmankan Allah SWT.
رَبَّنَا
وَابْعَثْ فِيهِمْ رَسُولًا مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِكَ وَيُعَلِّمُهُمُ
الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَيُزَكِّيهِمْ ۚ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
“Ya
Tuhan kami, utuslah untuk mereka sesorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan
membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al
Kitab (Al Quran) dan Al-Hikmah (As-Sunnah) serta mensucikan mereka.
Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana.”(Q.S Al-Baqarah:
129)
Ayat ini juga
ditegaskan Allah kembali dalam firmannya :
لَقَدْ
مَنَّ اللَّهُ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ إِذْ بَعَثَ فِيهِمْ رَسُولًا مِنْ
أَنْفُسِهِمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ
الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُبِينٍ
“Sungguh
Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah
mengutus diantara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang
membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan
mengajarkan kepada mereka Al Kitab dan Al Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum
(kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata.” (Q.S. Ali Imran: 164)
Dari ayat
diatas, pendidik memiliki beberapa fungsi diantaranya: pertama, fungsi penyucian;
artinya seorang pendidik berfungsi sebagai pembersih, pemelihara diri,
pengembang serta pemelihara fitrah manusia. Kedua, fungsi pengajaran; artinya
seorang pendidik berfungsi sebagai penyampai ilmu pengetahuan dan berbagai
keyakinan kepada manusia agar mereka menerapkan seluruh pengetahuannya dalam
kehidupan sehari-hari.[4]
Islam sangat
menempatkan pendidik dalam tingkatan yang sangat tinggi, karena tidak akan ada
ustadz, presiden, profesor, dokter, polisi dan lain sebagainya jika tidak
siawalai dari bantuan seorang pendidik yang dengan tujuannya untuk menjadikan
insan kamil yang bahagia di dunia dan di akhirat. Adapun tugas yang harus di
emban oleh seorang pendidik yaitu :[5]
1.
Sebagai
pengajar (intruksional), yang bertugas merencanakan program pengajaran dan
melaksanakan program yang telah disusun serta mengakhiri dengan pelaksanaan
penilaian setelah program dilakukan.
2.
Sebagai
pendidik (edukator), yang mengarahkan peserta didik pada tingkat kedewasaan dan
berkepribadian kamil seiring dengan tujuan Allah SWT. meciptakannya.
3.
Sebagai
pemimpin, yang memimpin, mengendalikan kepada diri sendiri. Peserta didik dan
masyarakat yang terkait terhadap berbagai masalah yang menyangkut upaya
pengarahan, pengawasan, pengornisasian, pengontrolandan partisipasi atas
program pendidikan yang dilakukan.
- Kedudukan Pendidik dalam Islam.
Pendidik adalah
bapak rohani bagi peserta didik, yang memberikan santapan jiwa dengan ilmu,
pembinaan akhlak mulia, dan meluruskan perilakunya yang buruk. Oleh karena itu,
pendidik mempunyai kedudukan tinggi dalam islam, dalam beberapa hadist
disebutkan: ”Jadilah engkau sebagai guru, atau pelajar, atau pendengar, atau
pecinta, dan janganlah kamu menjadi orang yang kelima, sehingga engkau menjadi
rusak.”
Dalam
pendidikan islam, guru memiliki kedudukan yang sangat tinggi. Ketinggian
kedudukan guru bukan pada aspek materi atau kekayaan, tetapai keutamaan yang
disediakan oleh Allah di akhirat. Oleh karena itu menurut al-Ghozali, guru
dituntut melaksanakan tugasnya yaitu menyampaikan ilmu dan tidak terlalu
mengharapkan materi. Al-ghozali lebih lanjut menyatakan bahwa diantara adab
yang harus dilaksanakan oleh guru adalah mengikuti ajaran-ajaran Rasulullah.
Rasul tidak meminta upah (gaji) untuk mengajarkan ilmunya dan tidak
mengharapkan balas jasa. Bahkan rasul mengajar semata-mata hanya karena Allah
dan mengharapkan keridlaan-Nya[6]
Al-Ghazali
menjelaskan kedudukan yang tinggi yang diduduki oleh orang berpegetahuan dengan
ucapannya bahawa orang alim yang bersedia mengamalkan pengetahuannya adalah
orang besar di semua kerajaan langit, dia seperti matahari yang menerangi alam,
ia mempunyai cahaya dalam dirinya, seperti minyak wangi yang mengharumi orang
lain karena ia memang wangi. Kedudukan orang alim dalam islam dihargai tinggi
bila orang itu mengamalkan ilmunya. Mengamalkan ilmu dengan cara mengajarkan
ilmu tersebut kepada orang lain adalah suatu pengalaman yang paling dihargai
oleh islam.[7]
Sebenarnya
tingginya kedudukan guru dalam islam merupakan realisasi ajaran islam itu
sendiri. Islam memuliakan pengetahuan, pengetahuan itu didapat dari belajar dan
mengajar, yang belajar adalah calon guru, dan yang mengajar adalah guru maka
islam pasti memuliakan guru.
- Sifat dan Syarat Seorang Pendidik.
Berikut adalah sifat dan syarat seorang pendidik menurut perspektif
Islam :[8]
1.
Beriman
dan bertaqwa terhadap Allah SWT.
Jika tidak beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. maka tidak
disebut sebagai seorang pendidik dalam Islam. Dalam syarat ketaqwaan termasuk
melaksanakan ibadah yang diwajibkan maupun yang disunatkan
2.
Berilmu
tentang apa yang diajarkan
Ini lebih ditunjukkan kepada jabatan guru sebagai tenaga profesi,
dimana seseorang mestilah memiliki ilmu pengetahuan tentang apa yang
diajarkannya. Misalnya orangtua yang buta huruf, apakah bisa disebut sebagai
pendidik ? Jawabannya bisa, karena fungsinya sebagai orang tua yang tidak lepas
tanggung jawabnya untuk mendidik mental, rohani, dan watak anak
3.
Berakhlakul
Karimah
Hakikat dari pendidikan itu ialah memanusiakan manusia, maka tentu
itu dimulai dari pendidikan akhlak
4.
Sehat
jasmani dan rohani
5.
Komitmen
yang tinggi melakukan tugas
Islam menetapkan bahwa seseorang mesti memiliki amanah. Jika
kepadanya sipercayakam untuk menjadi pendidik, maka dia harus konsekuen dan
konsisten untuk itu.
6.
Contoh
dan teladan
Pendidik dalam Islam mestilah mencontoh Nabi Muhammad Saw. salah
satunya menjadi panutan dan contoh teladan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Sesungguhnya
seorang pendidik bukanlah bertugas memindahkan atau mentrasfer ilmunya kepada
orang lain atau kepada anak didiknya. Tetapi pendidik juga bertanggungjawab
atas pengelolaan, pengarah fasilitator dan perencanaan.
Dalam Islam,
orang yang pertama bertanggung jawab adalah ayah dan ibu (orang tua), tapi
seiring berkembangnya dan kemajuan zaman tugas itu diserahkan kepada pihak
lembaga pendidikan yang bertugas sebagai pendidik kedua setelah orang tua, dan
pada intinya baik orang tua, maupun tenaga pendidik adalah membimbing anak
didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai tujuan pendidikan
yang sesuai dengan kodratnya sebagai manusia, yakni menjadi insankamil.
Dalam pendidikan
Islam, seorang pendidik hendaknya memiliki karakteristik yang membedakan dari
orang lain. Dengan karakteristiknya, menjadi ciri dan sifat yang akan menyatu
dalam seluruh totalitas kepribadiannya. Totalitas tersebut kemudian akan
teraktualisasi melalui seluruh perkataan dan perbuatannya.
B.
Saran
Demikianlah
makalah ini kami buat semoga bermanfaat bagi kita semua. Semoga dengan makalah
ini, kita dapat lebih memahami apa itu pendidik dalam perspektif Islam dan
semoga kita dapat menjadi pendidik yang baik kelak. Makalah ini sangat jauh
dari kesempurnaan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran sebagai
tambahan wawasan.
DAFTAR PUSTAKA
Bakry, Sama’un, 2005, Menggagas Konsep Ilmu Pendidikan Islam, Bandung: Pustaka Bani
Quraisy
Fadhila, Afrahul, 2017, Ilmu Pendidikan Islam, Medan: UIN SU
Mujib, Abdul, 2006, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana Predana Media
Tafsir, Ahmad, 2008, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Bandung:PT Remaja
Rosdakarya
[1]Prof.Dr.Haidar
Putra Daulay,M.A, Pendidikan Islam dalam Perspektif Filsafat, (Jakarta:
Prenadamedia Group,2014) hal.102-103
[2]Ahmad
Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Persfektif Islam,(Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2008), hal.74-75
[3]Prof.Dr.Haidar
Putra Daulay,M.A, op.cit,hal.103-104
[4]Dr.Afrahul
Fadhila Daulai, MA, Ilmu Pendidikan Islam (Medan: UIN SU, 2017), hal.
15-16
[5]Abdul Mujib, Ilmu
Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana Predana Media,2006) hal.88
[6]Sama’un bakry,Menggagas
Konsep Ilmu Pendidikan Islam,(Bandung: Pustaka Bani quraisy,2005),hal.56
[7]Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Persefektif Islam, (Bandung
: PT Remaja Rosdakarya,2008),hal.76
[8]Prof.Dr.Haidar
Putra Daulay,M.A, op.cit, hal.105
Tidak ada komentar:
Posting Komentar