Rabu, 22 Maret 2017

Makalah Ilmu Pendidikan Islam



Makalah Kelompok
MAKALAH
PENDIDIK DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM
Disampaikan Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah
Ilmu Pendidikan Islam


Disusun oleh :
Kelompok 1
Nama            :         Adha Apriana Siagian
                               Linda Amalia Saragih
                               M. Rasyid Ridho
                               Nur Aisyah
                               Sri Agusna
Semester       :         I (Satu)
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA MEDAN
2017




KATA PENGANTAR
            Alhamdulillah. Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas diberikan-Nya petunjuk,  kekuatan, rahmat dan hidayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah Ilmu Teknik Laboratorium ini. Adapun dalam penulisan makalah ini, materi yang akan dibahas adalah “Pendidikan Dalam Perspektif Pendidikan Islam” sebagai alat pembelajaran bagi seorang pendidik.
            Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini, khususnya kepada dosen pembimbing dan keluarga serta teman-teman yang kami sayangi.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa di dalam penulisan makalah ini banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan penulisan makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dapat menambah wawasan kita dalam mempelajari pengertian pemerintahan, tanggung jawab dan wewenang pemerintah serta dapat digunakan sebagaimana mestinya dan bermanfaat untuk kita semua.

Medan,  27 Maret 2017



                                                                                                Penulis









 
 
DAFTAR    ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

BAB II PERMASALAHAN
A. Pengertian Pendidik
B. Pendidik dalam Konsep Pendidikan Islam
C. Tugas dan Fungsi Pendidik dalam Perspektif Islam
D. Kedudukan Pendidik dalam Islam
E. Sifat dan Syarat Seorang Pendidik

BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA



BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu unsur penting dari proses kependidikan adalah pendidik. Di pundak pendidikan terletak tanggung jawab yang amat besar dalam mengantarkan peserta didik kearah tujuan pendidikan yang di cita-citakan. Hal ini disebabkan pendidikan merupakan kumpulan kepribadian yang bersifat dinamis kearah suatu perubahan secara terus-menerus, sebagai sasaran vital untuk membangun kebudayaan dan peradaban umat manusia.
Dalam hal ini, pendidik bertanggung jawab memenuhi kebutuhan peserta didik, baik spiritual, intelektual, moral, etika, maupun kebutuhan fisik peserta didik. Karena demikian pentingnya peserta didik dalam proses pendidikan, selanjutnya dalam makalah ini kami mencoba untuk memaparkan hal tersebut yang berkaitan dengan hakikat pendidik dalam sudut pandang pendidikan Islam.
Pendidikan merupakan hal yang sangat berpengaruh terhadap kemajuan suatu bangsa. Dalam pendidikan tidak dapat dipungkiri adanya faktor yang mempengaruhi proses pelaksanaan pendidikan tersebut. Adapun faktor atau komponen pendidikan melputi: tujuan pembelajaran, pendidik, peserta didik, isi (kurikulum), metode atau cara, dan situasi lingkungan. Sehingga tanpa faktor-faktor tersebut tidak akan tercapai sebuah pendidikan. Salah satu faktor yang paling berpengaruh adalah pendidik.
Sejalan dengan perkembangan zaman maupun ilmu pengetahuan dan teknologi, pendidik dituntut untuk mengembangkan pengetahuan dan ketrampilannya. Selain itu, kepribadian yang meliputi sifat dan sikap ( perbuatan ataupun ucapan ) yang baik hendaknya tercermin pada seorang pendidik. Dengan demikian, terwujudlah peserta didik yang berwawasan luas, bermoral dan beretika. Untuk menjadi pendidik yang bisa berpengaruh kepada peserta didik, hendaknya kita memahami terlebih dulu mengenai pengertian, kedudukan, dan sifat yang baik dari seorang pendidik.
Pendidik dalam proses pendidikan mempunyai pengaruh yang sangat besar karena pendidik merupakan pemegang utama dalam proses pendidikan. Adapun peranan dan kompetensi pendidik dalam proses pendidikan meliputi banyak hal, diantaranya sebagai pengajar, pemimpin kelas, pembimbing, pengatur lingungan, partisipan, ekspediator, perencana, supervisor, motivator, konselor dan tidak lupa bahwa pendidik juga sebagai orang tua kedua bagi peserta didik.
Pendidik (Guru) merupakan salah satu hal terpenting dalam proses pendidikan. Tugas guru sebagai pendidik merupakan hal yang sangat mulia di sisi Allah SWT dan mendapatkan penghargaan yang tinggi. Tapi penghargaan yang tinggi tersebut diberikan kepada guru yang bekerja secara tulus dan ikhlas dalam mengajar peserta didiknya, atau bisa disebut juga guru tersebut bekerja secara professional.

Guru bukan hanya mengajarkan materi saja kepada anak didiknya. Tapi juga membimbing mereka menjadi murid yang mempunyai akhlak mulia. Serta guru juga menjadi motivator bagi peserta didiknya. Motivasi sangat diperlukan sebagai respon terhadap tugas dan tanggung  jawab guru sebagai pendidik, pengajar dan pelatih dalam mencapai tujuan pendidikan.
Jadi dalam pelaksanaan pendidikan, pendidik sangat diperlukan. Pendidik merupakan salah satu faktor atas tercapainya suatu tujuan pendidikan, tanpa adanya pendidik, mustahil pendidian dapat berjalan dengan baik. Dalam makalah ini pemakalah akan berusaha memaparkan tentang pendidik dalam pendidikan islam, tugas, tanggung jawab, kedudukan pendidik, sifat sifat dan kompetensi seorang pendidik.








BAB II
PERMASALAHAN
  1. Pengertian Pendidik
Dalam konteks pendidikan Islam, secara etimologi pendidik disebut dengan murabbi, muallim, dan muaddib. Kata murabbiberasal dari kata rabba, yurabba. Misalnya sering dijumpai dalam kalimat yang orientasinya lebih mengarah pada pemeliharaan, baikyang bersifat jasmani maupun rohani. Pemeliharaan seperti ini terihat dalam proses orang tua membesarkan anaknya. Sedangkan untuk istilah muallim pada umumnya dipakai dalam membicarakan aktivitas yang lebih terfokus pada pemberian atau pemindahan ilmu pengetahuan dari seorang yang tau kepada seseorang yang tidak tahu. Dan istilah muaddibi lebih luas dari istilah muallim dan lebih relevan dengan konsep pendidikan Islam.
Setelah berkembangnya dunia pendidikan Islam, maka sebutan atau panggilan kepada guru pun muncul di dunia Islam yang diambil dari kata pendidikan yang populer dalam konsep Islam. Di dalam Islam ditemukan kata ta’lim, tarbiyah, dan ta’dib. Bila dari kata ini dikaitkan dengan orang yang melakukan ta’lim, tarbiyah dan ta’dib, maka dari kata ta’lim lahir kata mu’allim sebagai isim fa’il dari ‘al-lama, orang yang mengajar; begitu juga dari kata tarbiyah, lahir katamurabbi orang yang mentarbiyah (mengajar dan mendidik), sedangkan dari kata adab, lahir muaddib (juga bermakna orang yang melakukan pendidikan dan pengajaran). Syed Naquib al-Attas bersikukuh untuk mempertahankan bahwa perkataan yang tepat untuk seorang pendidikan Islam itu adalah ta’dib.[1]
Pendidik dalam Islam adalah orang-orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta didiknya dengan upaya mengembangkan seluruh potensi peserta didik, baik potensi efektif (rasa), kognitif (cipta), dan psikomotorik (karsa). Dalam Islam, orang yang paling bertanggung jawab tersebut adalah orangtua anak didik. Tanggung jawab itu disebabkan oleh dual hal, yang pertama karena kodrat yaitu karena orang tua ditakdirkan menjadi orangtua anaknya dan karena itu ia ditakdirkan pula bertanggung jawab mendidik anaknya; kedua karena kepentingankedua orangtua yaitu orangtua berkepentingan terhadap kemajuan perkembangan anaknya, sukses anaknya adalah sukses orangtuanya juga.[2]
Walaupun kewajiban mendidik adalah milik orangtua, namun tidak sepenuhnya orangtua mampu untuk mendidik, maka dari itu orangtua perlu bantuan dari lembaga pendidikan, dan dalam lembaga pendidikan pendidik itu biasa disebut guru. Selaku pemegang amanat dari orangtua dalam hal pendidikan sang anak, maka guru harus bertanggung jawab atas amat yang dipegangnya.
  1. Pendidik dalam Konsep Pendidikan Islam
Pendidik dala Pendidikan Islam skopnya lebih luas dari skop pendidik dalam non Islam, yaitu :[3]
1.      Allah SWT
Dalam berbagai ayat Al-Quran ditemukan beberapa ayat yang berbicara tentang kedudukan Allah sebagai pendidik, antara lain adalah “Segala puji bagi Allah rabb bagi seluruh alam” (Q.S Al-Fatihah:1) Rasulullah Saw. pernah bersabda yang artinya “Tuhanku adabani (mendidik) ku sehingga menjadi baik pendidikan”
Allah sebagai pendidik mengetahui segala kebutuhan orang yang didiknya sebab Dia adalah Zat Pencipta. Perhatian Allah SWT. tidak terbatas hanya terhadap sekelompok manusia saja, tetapi mempenhatikan dan mendidik seluruh alam. Allah SWT. memberikan bimbingan kepada manusia secara tidak langsung. Allah mendidik manusia melalui wahyu yang disampaikan kepada manusia dengan perantara Malaikat Jibril. Malaikat Jibril menyampaikannya kepada Nabi Muhammad Saw. dan selanjutnya Nabi yang membimbing umatnya dengan perantara wahyu tersebut
2.      Rasulullah Saw
Kedudukan Rasulullah Saw. sebagai pendidik ditunjuk langsung oleh Allah SWT. Rasulullah berhasil mendidik manusia supaya berbahagia di dunia dan akhirat, dalam satu masyarakat yang adil dan makmur, lahir dan batin. Dalam waktu yang singkat Rasulullah berhasil membina umat dengan pembangunan yang luar biasa meliputi segala aspek kehidupan, antara lain:
a.         Pembangunan akidah
b.         Pembangunan ibadah
c.         Pembangunan akhlak
d.        Keluarga, termasuk hak-hak kewajiban masing-masing yang jelas dan serasi
e.         Sosial kemasyarakatan termasuk kemanusiaan (kemerdekaan,persamaan, persaudaraan, dan persatuan)
f.          Politik (termasuk pemerintahan yang adil berdasarkan musyawarah/ demokrasi) kerukunan, tanggung jawab bersama dan keadilan dan lain sebagainya
3.      Orangtua
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, orangtua adalah pendidik utama bagi anak. Setelah anak lahir maka yang pertama kali sikenalnya ialah orang tuanya lalu anggota keluarga yang lain. Orang tua berperan dalam hal pembentukan watak dan karakter anak. Rumah tangga merupakan arena pergaulan yang mendidik untuk terbentuknya watak dan karakter anak. Jika di sekolah lebih banyak porsinya mengisi kognitif, maka rumah tangga akan lebih banyak mengisi efektif anak.
4.      Guru
Guru adalah orang yang memberikan ilmu kepada peserta didik, serta membimbing jiwa mereka sekaligus pada mengarahkan tingkah laku mereka kepada yang baik. Tugas guru ada tiga, yaitu 1.Mentransferkan ilmu, 2.Memberikan nulai-nilai yang baik, disinilah letak pembentukan akhlakul karimah, membentuk karakter seorang peserta didik. 3.Melatih mereka untuk memiliki keterampilan dan amal yang baik.
5.      Pemuka Masyarakat
Para pemimpin masyarakat baik pemimpin formal maupun nonformal adalah pendidik, sepanjang mereka memili kriteria untuk itu. Kependidikan yang mereka lakukan lebih terfokus kepada menjadi panutan. Apabila ia memiliki kriteria akhlakul karimah, maka dia dapat difungsikan sebagai pendidik. Para pemimpin adalah seorang yang selalu menjadi pusat perhatian masyarakat, seperti tutur kata, cara berpakaian, dan penampilan sehari-hari.
Inilah yang diisyaratkan ileh Hadits Nabi Saw. : “Setiap kamu adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan diminta pertanggung jawabannya terhadap apa yang dipimpinnya”
  1. Tugas dan Fungsi Pendidik Dalam Prespektif Islam.
Al-Quran mengisyaratkan bahwa Nabi dan umatnya sangat berperan dalam pendidikan, mereka harus mengamalkan pengetahuannya untuk dirinya sendiri dan mengajarkannya kepada orang lain. Firman Allah SWT :
مَا كَانَ لِبَشَرٍ أَنْ يُؤْتِيَهُ اللَّهُ الْكِتَابَ وَالْحُكْمَ وَالنُّبُوَّةَ ثُمَّ يَقُولَ لِلنَّاسِ كُونُوا عِبَادًا لِي مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلَٰكِنْ كُونُوا رَبَّانِيِّينَ بِمَا كُنْتُمْ تُعَلِّمُونَ الْكِتَابَ وَبِمَا كُنْتُمْ تَدْرُسُونَ
“Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al Kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia: "Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah". Akan tetapi (dia berkata): "Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya.” (Q.S Ali Imran: 79)
Allah juga mengisyaratkan bahwa tugas yang utama yang diemban oleh Rasulullah Saw. adalah mengajarkan sebagaimana yang difirmankan Allah SWT.
رَبَّنَا وَابْعَثْ فِيهِمْ رَسُولًا مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِكَ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَيُزَكِّيهِمْ ۚ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
“Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka sesorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab (Al Quran) dan Al-Hikmah (As-Sunnah) serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana.”(Q.S Al-Baqarah: 129)
Ayat ini juga ditegaskan Allah kembali dalam firmannya :
لَقَدْ مَنَّ اللَّهُ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ إِذْ بَعَثَ فِيهِمْ رَسُولًا مِنْ أَنْفُسِهِمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُبِينٍ
“Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus diantara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab dan Al Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata.” (Q.S. Ali Imran: 164)
Dari ayat diatas, pendidik memiliki beberapa fungsi diantaranya: pertama, fungsi penyucian; artinya seorang pendidik berfungsi sebagai pembersih, pemelihara diri, pengembang serta pemelihara fitrah manusia. Kedua, fungsi pengajaran; artinya seorang pendidik berfungsi sebagai penyampai ilmu pengetahuan dan berbagai keyakinan kepada manusia agar mereka menerapkan seluruh pengetahuannya dalam kehidupan sehari-hari.[4]
Islam sangat menempatkan pendidik dalam tingkatan yang sangat tinggi, karena tidak akan ada ustadz, presiden, profesor, dokter, polisi dan lain sebagainya jika tidak siawalai dari bantuan seorang pendidik yang dengan tujuannya untuk menjadikan insan kamil yang bahagia di dunia dan di akhirat. Adapun tugas yang harus di emban oleh seorang pendidik yaitu :[5]
1.      Sebagai pengajar (intruksional), yang bertugas merencanakan program pengajaran dan melaksanakan program yang telah disusun serta mengakhiri dengan pelaksanaan penilaian setelah program dilakukan.
2.      Sebagai pendidik (edukator), yang mengarahkan peserta didik pada tingkat kedewasaan dan berkepribadian kamil seiring dengan tujuan Allah SWT. meciptakannya.
3.      Sebagai pemimpin, yang memimpin, mengendalikan kepada diri sendiri. Peserta didik dan masyarakat yang terkait terhadap berbagai masalah yang menyangkut upaya pengarahan, pengawasan, pengornisasian, pengontrolandan partisipasi atas program pendidikan yang dilakukan.
  1. Kedudukan Pendidik dalam Islam.
Pendidik adalah bapak rohani bagi peserta didik, yang memberikan santapan jiwa dengan ilmu, pembinaan akhlak mulia, dan meluruskan perilakunya yang buruk. Oleh karena itu, pendidik mempunyai kedudukan tinggi dalam islam, dalam beberapa hadist disebutkan: ”Jadilah engkau sebagai guru, atau pelajar, atau pendengar, atau pecinta, dan janganlah kamu menjadi orang yang kelima, sehingga engkau menjadi rusak.
Dalam pendidikan islam, guru memiliki kedudukan yang sangat tinggi. Ketinggian kedudukan guru bukan pada aspek materi atau kekayaan, tetapai keutamaan yang disediakan oleh Allah di akhirat. Oleh karena itu menurut al-Ghozali, guru dituntut melaksanakan tugasnya yaitu menyampaikan ilmu dan tidak terlalu mengharapkan materi. Al-ghozali lebih lanjut menyatakan bahwa diantara adab yang harus dilaksanakan oleh guru adalah mengikuti ajaran-ajaran Rasulullah. Rasul tidak meminta upah (gaji) untuk mengajarkan ilmunya dan tidak mengharapkan balas jasa. Bahkan rasul mengajar semata-mata hanya karena Allah dan mengharapkan keridlaan-Nya[6]
Al-Ghazali menjelaskan kedudukan yang tinggi yang diduduki oleh orang berpegetahuan dengan ucapannya bahawa orang alim yang bersedia mengamalkan pengetahuannya adalah orang besar di semua kerajaan langit, dia seperti matahari yang menerangi alam, ia mempunyai cahaya dalam dirinya, seperti minyak wangi yang mengharumi orang lain karena ia memang wangi. Kedudukan orang alim dalam islam dihargai tinggi bila orang itu mengamalkan ilmunya. Mengamalkan ilmu dengan cara mengajarkan ilmu tersebut kepada orang lain adalah suatu pengalaman yang paling dihargai oleh islam.[7]
Sebenarnya tingginya kedudukan guru dalam islam merupakan realisasi ajaran islam itu sendiri. Islam memuliakan pengetahuan, pengetahuan itu didapat dari belajar dan mengajar, yang belajar adalah calon guru, dan yang mengajar adalah guru maka islam pasti memuliakan guru.
  1. Sifat dan Syarat Seorang Pendidik.
Berikut adalah sifat dan syarat seorang pendidik menurut perspektif Islam :[8]

1.      Beriman dan bertaqwa terhadap Allah SWT.
Jika tidak beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. maka tidak disebut sebagai seorang pendidik dalam Islam. Dalam syarat ketaqwaan termasuk melaksanakan ibadah yang diwajibkan maupun yang disunatkan
2.      Berilmu tentang apa yang diajarkan
Ini lebih ditunjukkan kepada jabatan guru sebagai tenaga profesi, dimana seseorang mestilah memiliki ilmu pengetahuan tentang apa yang diajarkannya. Misalnya orangtua yang buta huruf, apakah bisa disebut sebagai pendidik ? Jawabannya bisa, karena fungsinya sebagai orang tua yang tidak lepas tanggung jawabnya untuk mendidik mental, rohani, dan watak anak
3.      Berakhlakul Karimah
Hakikat dari pendidikan itu ialah memanusiakan manusia, maka tentu itu dimulai dari pendidikan akhlak
4.      Sehat jasmani dan rohani
5.      Komitmen yang tinggi melakukan tugas
Islam menetapkan bahwa seseorang mesti memiliki amanah. Jika kepadanya sipercayakam untuk menjadi pendidik, maka dia harus konsekuen dan konsisten untuk itu.
6.      Contoh dan teladan
Pendidik dalam Islam mestilah mencontoh Nabi Muhammad Saw. salah satunya menjadi panutan dan contoh teladan.





BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Sesungguhnya seorang pendidik bukanlah bertugas memindahkan atau mentrasfer ilmunya kepada orang lain atau kepada anak didiknya. Tetapi pendidik juga bertanggungjawab atas pengelolaan, pengarah fasilitator dan perencanaan.
Dalam Islam, orang yang pertama bertanggung jawab adalah ayah dan ibu (orang tua), tapi seiring berkembangnya dan kemajuan zaman tugas itu diserahkan kepada pihak lembaga pendidikan yang bertugas sebagai pendidik kedua setelah orang tua, dan pada intinya baik orang tua, maupun tenaga pendidik adalah membimbing anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai tujuan pendidikan yang sesuai dengan kodratnya sebagai manusia, yakni menjadi insankamil.
Dalam pendidikan Islam, seorang pendidik hendaknya memiliki karakteristik yang membedakan dari orang lain. Dengan karakteristiknya, menjadi ciri dan sifat yang akan menyatu dalam seluruh totalitas kepribadiannya. Totalitas tersebut kemudian akan teraktualisasi melalui seluruh perkataan dan perbuatannya.
B.     Saran
Demikianlah makalah ini kami buat semoga bermanfaat bagi kita semua. Semoga dengan makalah ini, kita dapat lebih memahami apa itu pendidik dalam perspektif Islam dan semoga kita dapat menjadi pendidik yang baik kelak. Makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran sebagai tambahan wawasan.





DAFTAR PUSTAKA

               
Bakry, Sama’un, 2005, Menggagas Konsep Ilmu Pendidikan Islam, Bandung: Pustaka Bani Quraisy
Fadhila, Afrahul, 2017, Ilmu Pendidikan Islam, Medan: UIN SU
Mujib, Abdul, 2006, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana Predana Media
Putra, Haidar, 2014, Pendidikan Islam dalam Perspektif Islam, Jakarta: Prenadamedia Group
Tafsir, Ahmad, 2008, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Bandung:PT Remaja Rosdakarya



[1]Prof.Dr.Haidar Putra Daulay,M.A, Pendidikan Islam dalam Perspektif Filsafat, (Jakarta: Prenadamedia Group,2014) hal.102-103
[2]Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Persfektif Islam,(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), hal.74-75
[3]Prof.Dr.Haidar Putra Daulay,M.A, op.cit,hal.103-104
[4]Dr.Afrahul Fadhila Daulai, MA, Ilmu Pendidikan Islam (Medan: UIN SU, 2017), hal. 15-16
[5]Abdul Mujib, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana Predana Media,2006) hal.88
[6]Sama’un bakry,Menggagas Konsep Ilmu Pendidikan Islam,(Bandung: Pustaka Bani quraisy,2005),hal.56
[7]Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Persefektif Islam, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,2008),hal.76
[8]Prof.Dr.Haidar Putra Daulay,M.A, op.cit, hal.105




 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar